Head-To-Head Antara Biden Dan Putin
Dalam panggung kepresidenan, Biden overshadowed Putin minggu ini, dengan perjalanan kereta api semalaman yang berani ke Kyiv dan pidato di ibu kota Polandia yang dipilih sebagai lokasi garis depan NATO.
Sementara itu, pidato Putin di parlemen Rusia dilihat lebih tenang, walaupun tetap ditaburi dengan ancaman nuklir dan teori konspirasi tentang Barat.
Biden sering terlihat berbicara langsung yang ditujukan pada pemimpian Rusia, mencoba mengeksposnya kepada orang Rusia, Eropa, dan Amerika sebagai tiran yang bertanggung jawab atas kesalahan besar dan ketidakmanusiawian di Ukraina setahun setelah invasinya.
Ia juga menyebutkan konsekuensi dari invasi yang malah membawa Kyiv lebih dekat dengan AS dan memperkuat NATO, ini adalah hal yang bersebrangan dengan tujuan Putin.
Biden bersumpah, “nafsu keinginan Presiden Putin akan tanah dan kekuasaan akan gagal, dan kecintaan rakyat Ukraina terhadap negara mereka akan menang.”
“Ukraine will never be a victory for Russia.”
Putin menjelaskan dalam pidatonya bahwa tidak ada harapan perang akan segera berakhir. Dengan memberi tahu orang Rusia bahwa konflik sangat penting bagi keberadaan bangsa mereka sendiri dan bagian dari upaya Barat untuk menyerang Rusia.
Dia mengatur panggung selama berbulan-bulan lebih banyak pertumpahan darah dan mempersempit bahkan menyiapkan jalan yang jauh untuk semacam menyelamatkan wajah Rusia jika gagal menang.
“Saya ingin mengulangi, merekalah yang melancarkan perang,” kata Putin.
“Kami akan terus menggunakan pemaksaan untuk menghentikannya,” tambah Putin.
Di telinga Barat, Putin tampaknya hidup dalam realitas alternatif dan Biden membantah klaimnya tentang imperialisme Barat dengan mengatakan, “Saya berbicara sekali lagi kepada rakyat Rusia. Amerika Serikat dan negara-negara Eropa tidak berusaha untuk mengendalikan atau menghancurkan Rusia. Barat tidak merencanakan untuk menyerang Rusia, seperti yang dikatakan Putin.” (Ach/Akr)
