Sementara itu, RRC menyuntikkan permainan strategisnya sendiri ke dalam kekuatan besar yang melebar ini. RRC mengirim diplomat utamanya, Wang Yi, telinganya berdengung ketika mendengar peringatan AS tentang pelarangan pengiriman persenjataan Rusia yang digunakan di Ukraina.
Perkembangan minggu ini bukan berarti bahwa ancaman keamanan nasional di masa depan terhadap AS dari Rusia dan RRC adalah sama.
Perang di Ukraina juga sering mengungkap kelemahan Rusia dan kekhawatiran tentang meningkatnya kekuatan RRC. Ditambah, kedua musuh AS ini tidak terkunci dalam aliansi formal melawan AS.
Melalui momen ini, dapat dilihat AS sedang menegosiasikan krisis kebijakan luar negeri yang sedang memburuk bersama dengan mantan musuh Perang Dinginnya di Kremlin (Rusia) dan saingan adidaya baru yang dipimpin oleh Xi Jinping (RRC).
Persaingan ini secara terbuka menantang aturan hukum internasional dan menolak norma-norma yang telah menopang sistem internasional selama beberapa dekade.
Ide kontes global antara demokrasi dan otokrasi tampak teoretis dan tersirat dengan jelas ketika Biden menyuarakannya saat mencalonkan diri sebagai presiden, kini semua mulai terasa nyata.
