spot_img
Kamis, Mei 2, 2024
spot_img

Tokoh-Tokoh Penting dalam Tragedi G30S PKI, dari yang Terlibat hingga Menjadi Korban

KNews.id – Terdapat sejumlah tokoh-tokoh penting dalam tragedi G30S PKI, baik itu yang terlibat hingga menjadi korban. G30S PKI telah menjadi tragedi bersejarah yang tak terlupakan, bahkan kerap diungkit hingga saat ini. Peristiwa yang menewaskan tujuh jenderal itu telah dikenal sebagai salah satu catatan kelam dalam sejarah Indonesia.

Ada beberapa versi dan klaim terkait siapa pihak yang melatarbelakangi tragedi ini. Namun, yang paling populer adalah Partai Komunis Indonesia (PKI) yang menjadi dalangnya. Bermula dari Angkatan Kelima yang dicanangkan oleh Bung Karno pada tahun 1965. Hal tersebut ditentang oleh para petinggi Angkatan Darat yang menimbulkan nuansa curiga-mencurigai antara militer dan PKI.  Hingga pada puncaknya terjadi pada tanggal 30 September 1965, di mana tragedi berdarah yang menewaskan para jenderal Angkatan Darat terjadi.

- Advertisement -

Tokoh-Tokoh Penting dalam Tragedi G30S PKI

1. Dipa Nusantara Aidit Posisinya yang kala itu sebagai Ketua Umum PKI membuat nama DN Aidit dituding sebagai dalang G30S. Ketika tragedi itu mencuat, Aidit tengah menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) dalam Kabinet Dwikora I. dinyatakan secara resmi bahwa PKI adalah pelaku dalam peristiwa ini. Hal tersebut membuat Aidit sebagai pemimpin partai ditangkap dan mendapat hukuman mati.

- Advertisement -

2. Letkol Untung Sjamsuri Letkol Untung pada saat itu menjabat sebagai komandan Batalyon KK I Cakrabirawa. Dia diduga sebagai orang yang memimpin pasukan Cakrabirawa dalam penculikan dan pembunuhan tujuh jenderal. Setelah melalui berbagai sidang, pria yang berasal dari Kebumen ini akhirnya dieksekusi di Cimahi, Jawa Barat pada tahun 1966. Sebelum terjerumus dalam peristiwa itu, dirinya merupakan orang kepercayaan Soeharto ketika masih bertugas di Kodam VII/Diponegoro.

3. Sjam Kamaruzaman Sjam saat itu dikenal sebagai salah satu anggota kunci dari Partai Komunis Indonesia. Dia diduga sebagai otak dari berlangsungnya peristiwa G30S dan memimpin organisasi rahasia PKI yang dikenal sebagai Biro Khusus. Sjam sempat bersaksi di pengadilan bahwa semua hal yang dilakukannya adalah perintah dari Aidit. Pada akhirnya, Sjam dijatuhi hukuman mati dan dieksekusi pada tahun 1968.

- Advertisement -

4. Jenderal Ahmad Yani Jenderal Ahmad Yani yang kala itu menjabat sebagai Panglima TNI AD atau yang sekarang dikenal dengan KSAD, dikenal sangat anti-komunis. Hingga pada dini hari 1 Oktober 1965, dia dikepung oleh sekitar 200 orang di kediamannya. Ahmad Yani kala itu yang dijemput oleh para penculik sempat emosi dan menampar salah satu penculik. Dari situlah dia langsung dibunuh di tempat dan tubuhnya dibawa ke Lubang Buaya.

5. Letjen Mas Tirtodarmo Haryono Ketika Peristiwa G30S berlangsung, Letjen Haryono yang berada di kediamannya sempat mencoba untuk melarikan diri ketika para penculik datang. Namun, usahanya itu berujung kematian setelah diberondong peluru

6. Letjen Siswondo Parman Letjen Siswondo Parman diculik dari rumahnya pukul 04.30 WIB oleh pasukan berseragam Tjakrabirawa. Dia kemudian dibawa menuju Lubang Buaya untuk disiksa hingga tewas. Letjen Siswondo menjadi salah satu korban yang dibawa hidup-hidup kala itu.

7. Letjen R.Soeprapto Sebelum menjadi korban dalam peristiwa G30S, dirinya sempat terlibat dan berhasil memberantas tragedi PKI Madiun. Dia juga merupakan sosok tokoh yang punya andil dalam perjuangan melawan tentara Jepang di Jawa Tengah.

8. Mayjen Sutoyo Siswomiharjo Pada dini hari tanggal 1 Oktober 1965, anggota Gerakan 30 September yang dipimpin oleh Sersan Mayor Surono masuk ke dalam rumah Sutoyo. Mereka akhirnya berhasil untuk membawa Sutoyo untuk kemudian dibunuh dan mayatnya dibuang ke Lubang Buaya.

9. Mayjen Donald Isaac Pandjaitan Disebutkan bahwa Mayjen D.I. Pandjaitan juga merupakan salah satu korban yang tewas di kediamannya sendiri, sama seperti Jenderal Ahmad Yani, dan Letjen Mas Tirtodarmo Haryono.

10. Kapten Pierre Tendean Ketika para penculik mendatangi kediaman Abdul Haris Nasution, salah satu ajudan sang Jenderal yang kala itu sedang bertugas justru menjadi orang yang ditangkap. Sedangkan Abdul Haris Nasution berhasil melarikan diri. Tendean lalu dibawa ke sebuah rumah di daerah Lubang Buaya. Dia ditembak mati dan mayatnya dibuang ke sebuah sumur tua bersama keenam perwira lainnya.
(Zs/Snd)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini