spot_img
Jumat, April 26, 2024
spot_img

Taliban: Kami tak akan Mengizinkan Afghanistan Menjadi Basis Al-Qaeda

KNews.id- Dua puluh tahun berlalu dan kejelasan mengenai dalang di balik serangan teror 11 September 2021 (9/11) yang menargetkan gedung World Trade Center di Amerika Serikat (AS) masih menjadi bahan perbincangan.

Sejauh ini, negara-negara Barat meyakini bahwa aktor di balik serangan yang menewaskan hampir 3.000 orang itu adalah pendiri dan pemimpin Al Qaeda, Osama bin Laden.

- Advertisement -

Lantas, pemerintahan Presiden George W. Bush menyatakannya sebagai buronan paling dicari di dunia, kemudian meluncurkan kampanye “war on terror” atau perang melawan teror.

Hal itu juga membuat Bush meluncurkan invasi ke Afghanistan yang diyakini telah menjadi tempat persembunyian bin Laden dan Al Qaeda. Itu juga dilakukan setelah rezim Taliban yang berkuasa ketika itu menolak menyerahkan bin Laden.

- Advertisement -

Osama bin Laden sendiri tewas dan operasi militer US Navy selama pemerintahan Barack Obama pada Mei 2011. Operasi militer itu dilakukan setelah militer AS menemukan tempat persembunyian bin Laden di Abbottabad, Pakistan.

Namun jurubicara Taliban Zabihullah Mujahid meragukan keyakinan tersebut, dengan mengatakan tidak ada bukti keterlibatan bin Laden dalam serangan 9/11.

- Advertisement -

“Ketika Osama bin Laden menjadi masalah bagi Amerika, dia berada di Afghanistan. Meskipun tidak ada bukti dia terlibat (dalam 9/11),” ujar Mujahid dalam wawancara dengan NBC news.

Meski begitu, ia menegaskan, Taliban berjanji untuk tidak mengizinkan Afghanistan menjadi basis Al Qaeda lagi.

“Sekarang kami telah memberikan janji bahwa tanah Afghanistan tidak akan digunakan untuk melawan siapa pun,” sambungnya.

Taliban dan Al Qaeda dilaporkan memiliki hubungan yang baik setelah bin Laden mendukung para mujahidin perang melawan Uni Soviet pada 1980-an.

Hal itu tampaknya membuat Taliban bersedia menjadi tempat persembunyian bin Laden selama pemerintahannya yang bertahan dari 1996 hingga 2001.

Setelah Taliban merebut kembali kekuasaan pada 15 Agustus lalu, banyak pihak yang khawatir hal tersebut menjadi kebangkitan bagi Al Qaeda. (Ade/rmol)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini