KNews.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan fakta penyebab pertumbuhan ekonomi tumbuh di bawah 5% pada kuartal III-2023. Hal ini dipicu oleh konsumsi rumah tangga yang lesu.
Sri Mulyani menilai konsumsi yang dikeluarkan BPS relatif lebih rendah dari yang ekspektasi pemerintah. Menurutnya, pemerintah melihat kepercayaan konsumen tetap tinggi pada kuartal III.
“Kita lihat consumer confidence tinggi namun translation-nya kepada consumption tidak setinggi yang kita harapkan,” ujarnya dalam konferensi Pers di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat.
Lebih lanjut, dia juga mengomentari konsumsi pemerintah yang tercatat negatif. Dia menjelaskan belanja pemerintah umumnya baru terealisasi pada kuartal IV.
“Dari sisi konsumsi pemerintah yang tadi negatif, kita melihat kuartal III seasonally government consumption negatif,” ungkap Sri Mulyani.
Dia yakin beberapa belanja ini baru terealisasi pada kuartal IV. “Saya kemarin sudah hitung dari postur sampai Desember, melihat alokasi belanja masih ada 3 bulan terakhir itu belanja yang ada di APBN itu masih Rp 1.078 triliun,” jelasnya.
Melihat lesunya ekonomi, pemerintah merilis paket kebijakan mulai dari bansos El Nino, rumah murah bagi MBR hingga PPN ditanggung pemerintah. Dengan paket ini, Sri Mulyani berharap dapat mendorong perekonomian pada kuartal IV. Pasalnya, tanpa paket kebijakan ini, ekonomi RI bisa melemah hingga 4,81%.
“Dengan adanya paket ini yang bisa berjalan di kuartal III kita berharap bisa menambah 0,2% additional growth sehingga di kuartal IV pertumbuhan ekonomi bisa dijaga di 5,01%, sehingga pada full year 2023 kita harap perekonomian kita tetap akan terjaga di 5,04%,” ujarnya.
Ekonom senior Anny Ratnawati mewanti-wanti pemerintah untuk waspada terhadap penurunan daya beli masyarakat. Dia mengatakan ada tren di mana pada kuartal 4 pertumbuhan ekonomi justru semakin melambat.
“Pola ini tentunya harus dibaca betul-betul dengan cermat,” katanya.
Dia mengatakan data pertumbuhan ekonomi pada 2022 mengkonfirmasi adanya pelambatan pertumbuhan ekonomi setiap akhir tahun. Dia mencontohkan pada kuartal ke-II tahun 2022, pertumbuhan ekonomi secara 3 bulanan hanya mencapai 3,72%.
Angka pertumbuhan Produk Domestik Bruto kemudian melambat pada kuartal III menjadi 1,83% dan kembali menurun pada kuartal IV menjadi hanya 0,36%. “Itu melandainya luar biasa,” tegas Anny. (Zs/CNBC)