“Oleh karena itu, kemungkinan churn pengguna dari internet seluler ke broadband tetap diharapkan untuk lebih meningkatkan ARPU terkonsolidasinya,” tutur analis tersebut.
Kedua analis ini berpendapat, layanan FMC yang diwujudkan dari penggabungan Telkomsel dan IndiHome dapat menjadi pendorong pertumbuhan pendapatan yang signifikan di masa depan. Mengingat pengguna fixed-broadband Indonesia hanya 2,3 per 100 penduduk, jauh di bawah Malaysia (8,5), Korea Selatan (41,6), AS (33,9), dan China (26,9).
Cheril dan Selvi merekomendasikan buy TLKM dengan target harga masing-masing Rp 4.400 per saham dan Rp 4.860 per saham. Sementara itu, Robertus merekomendasikan trading buy TLKM dengan target harga Rp 4.500. Pada perdagangan Senin (13/3), harga TLKM naik 1,50% ke level Rp 4.070 per saham. (Bay/Ibn)