KNews.id – Jakarta – Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta terpilih Pramono Anung-Rano Karno akan mewujudkan program sarapan gratis bagi siswa-siswi di Jakarta.
Koordinator Komunikasi Tim Transisi Pramono-Rano, Chico Hakim menyebut, program ini menjadi salah satu prioritas pada masa transisi pemerintahan mereka dan ditargetkan mulai berjalan dalam 100 hari pertama masa jabatan.
“Pokoknya Mas Pram akan menyiapkan sarapan pagi gratis,” ucap Chico kepada wartawan, Senin (13/1/2025). Lantas, apa beda program sarapan Pramono-Rano dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden RI Prabowo Subianto?
Beda dengan program MBG
Chico memastikan program ini tidak berkaitan dengan program Makan Bergizi Gratis. Menurutnya, perbedaan utama terletak pada waktu pelaksanaan.
“Enggak, enggak ada hubungan, enggak terkait sama sekali (dengan program Makan Bergizi Gratis). Kan kita sarapan pagi. Jadi kebanyakan kalau yang dari pemerintah pusat itu kan untuk makan siang,” ujar Chico.
Dengan demikian, siswa-siswi di Jakarta berpotensi mendapatkan dua kali makan gratis dalam satu hari, yakni sarapan melalui program Pramono-Rano dan makan siang melalui program MBG pemerintah pusat.
Bertahap
Namun, program sarapan gratis ini tidak langsung diterapkan secara serentak di seluruh sekolah Jakarta. Sejumlah sekolah akan dijadikan percontohan dalam 100 hari pertama masa jabatan Pramono-Rano.
“Tapi kan mungkin tidak bisa serentak langsung semua sekolah. Karena juga kita harus sesuaikan juga dengan kesiapannya juga,” ungkap Chico.
Sementara, Ketua tim transisi Pramono-Rano, Ima Mahdiah mengatakan, saat awal pelaksanaan, tidak mungkin semua siswa di Jakarta langsung bisa menerima sarapan gratis.
Kesiapan program ini sangat bergantung Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Jakarta.
“Tidak mungkin langsung bisa keseluruhan, kita coba dulu. Trial di beberapa hari, mungkin beberapa minggu, beberapa bulan,” ucap Ima saat ditemui di Balai Kota Jakarta, Jumat (24/1/2025).
Libatkan UMKM dan kantin
Nantinya, program sarapan Pramono-Rano akan melibatkan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta kantin sekolah. Dengan demikian, diharapkan program ini juga dapat memberdayakan ekonomi lokal.
“Sarapan gratis yang pasti arahan Pak Gubernur dan Pak Wakil Gubernur dipastikan untuk merekrut UMKM dan kantin-kantin sekolah kita berdayakan,” lanjut Ima.
Guna menjamin kualitas makanan, tim transisi bakal bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Jakarta untuk melakukan uji klinis terhadap pengolahan UMKM dan kantin sekolah yang terlibat.
Dari sekitar 3.000 UMKM dan kantin sekolah yang terdaftar, hanya 2.600 yang dinyatakan lolos uji klinis dan memenuhi standar kelayakan.
“Dinas Kesehatan itu sudah harus mengetahui kantin UMKM diperiksa dulu dapur-dapurnya, jadi dari sekitar 3.000 yang ada, hanya 2.600 yang siap lolos dari uji klinisnya Dinas Kesehatan,” ucap Ima.
Adapun program ini diprioritaskan untuk sekolah yang berada di wilayah kumuh Jakarta. Plt Kepala Dinas Pendidikan Jakarta, Sarjoko menyatakan realisasinya tetap bergantung pada APBD Jakarta.
“Target kita akan direalisasikan di tahun ini. Sama seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), perlu kesiapan, kita coba secara parsial, kita plotting lokasi, mungkin lokasi prioritasnya di kawasan RW kumuh, menyesuaikan kemampuan kita,” ucap Sarjoko kepada wartawan di Balai Kota Jakarta, Kamis (16/1/2025).