Menurut Fikri, data-data tersebut menjadi dorongan ekspektasi market akan rupiah yang lebih stabil di tahun 2023.
“Namun, di sisi lain, rupiah agak telat. Rupiah baru terapresiasi di bulan Januari 2023, sementara negara-negara lain sudah terapresiasi terhadap dolar AS sejak Oktober 2022,” ujarnya.
Fikri menuturkan, apresiasi rupiah terhadap sejumlah mata uang dunia itu berdampak cukup signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Setidaknya, ada 5 dampak yang bisa disoroti dari kondisi ini.
Pertama, inflasi Indonesia bisa menurun, terutama dari sisi impor. “Kemungkinan inflasi dari sisi barang impor atau karena perbedaan nilai tukar akhirnya akan turun,” ungkapnya.