spot_img
Jumat, April 26, 2024
spot_img

RRC dan Australia Rujuk, Harga Batu Bara Liar Mendekati Rekor

KNews – RRC dan Australia rujuk, harga batu bara liar mendekati rekor. Harga batu bara bergerak liar di pekan ini, dalam 2 hari perdagangan harganya terus menanjak hingga mendekati rekor tertinggi sepanjang masa. Namun setelahnya justru merosot 3 hari beruntun.

Batu bara kontrak Agustus di Ice Newcastle Australia mengakhiri pekan ini dengan jeblok 8,4% ke US$ 380,5/ton sebagaimana dilansir Refinitiv. Sebelumnya harganya sempat melesat lebih dari 7% ke US$ 445/ton.

- Advertisement -

Rekor tertinggi harga batu bara tercatat di US$ 487/ton yang dicapai pada 7 Maret lalu.

Melonjaknya harga batu bara di awal pekan ini terutama disebabkan oleh berhentinya pasokan gas Rusia ke Eropa melalui jaringan Nord Stream 1.

- Advertisement -

Pipa jaringan Nord Stream 1 sudah berhenti operasi sejak kemarin untuk perawatan. Pasokan gas alam cair diharapkan bisa kembali mengalir saat perawatan selesai pada 21 Juli mendatang.

Namun, perawatan dikhawatirkan akan memakan waktu lebih lama atau akan berlangsung bahkan di luar waktu yang ditentukan.

- Advertisement -

Kondisi ini bisa mengacaukan rencana pengisian musim dingin Eropa yang berujung pada krisis gas. Pasokan gas yang menipis membuat batu bara akan kembali dicari sehingga harga batu hitam melambung.

Kenaikan harga batu bara juga dipicu oleh banjir Australia, termasuk di negara bagian New South Wales. Banjir di New South Wales meluas hingga menyebabkan pengiriman batu bara ke Pelabuhan Newcastle terganggu.

Namun, harga batu bara merosot 3 hari beruntun setelah Pemerintah China memberikan pengumuman mengejutkan. Mereka tengah mengkaji akan mengimpor kembali batu bara dari Australia.

Petinggi China dilaporkan sudah mengajukan proposal kajian tersebut dan akan segera diputuskan. Kajian dilakukan karena ketegangan hubungan kedua negara mulai mereda serta keperluan menambah pasokan batu bara.

Sebagai catatan, pada Oktober 2020, China mengumumkan larangan impor batu bara dari Australia. Larangan impor akan dilakukan secara bertahap.

Kebijakan itu dikeluarkan setelah Australia melarang Huawei membangun jaringan 5G di negara tersebut serta sikap Melbourne yang mendukung seruan untuk penyelidikan internasional tentang penanganan virus corona (Covid-19) di China.

China merupakan salah satu pasar terbesar batu bara bagi Australia. Pada Januari-Agustus 2020 atau sebelum pengumuman larangan impor, Australia mengirim batu bara sebanyak 31,6 juta ton metalurgi dan 38,6 juta ton batu bara thermal.

Australia merupakan eksportir terbesar di dunia untuk batu bara metalurgi dan nomor kedua terbesar untuk batu bara thermal.

Dalam dua pekan terakhir ekspor Australia terganggu oleh terjangan banjir. Namun, gangguan tersebut sudah mulai teratasi setelah jalur kereta di negara bagian New South Wales beroperasi kembali kemarin. (RKZ/cnbc)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini