“Kebiasan untuk berbohong berkali-kali seperti dalam kasus mobil siluman Esemka, pidato berulang-ulang kurangi impor tetapi teruskan impor, rakyat disuruh tingkatkan belanja padahal boro-boro nabung makan saja susah karena kebutuhan pokok dinaikkan, menunjukkan gejala anti-intelektual karena Intelektual itu boleh salah, tapi tidak boleh bohong. Kebiasaan berbohong berulang-ulang, PHP tanpa realisasi, nyaris mendekati gejala pembohong phatalogis (phatological liar),” imbuh Rizal Ramli.
Rizal Ramli juga meminta DPR segera memanggil Presiden Jokowi supaya menjelaskan keaslian ijazahnya, karena salah satu tugas negara adalah mencerdaskan bangsa.
“Bangsa yang cerdas harus dipimpin oleh pemimpin yang amanah, jujur dan cerdas, dan tidak anti-intelektual,” tandas Rizal Ramli. (Ach/Alrt)