spot_img
Jumat, April 19, 2024
spot_img

Indonesia Impor Baja? Percuma Presiden Soekarno Merintis KRAS

KNews – RI impor baja? percuma Presiden Soekarno merintis KRAS. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazier mengatakan, industri baja di dalam negeri terancam mati jika tidak didukung pasokan impor. Industri baja dimaksud adalah pabrik yang memproduksi atau mengolah baja dan pengguna barang dari baja.

Jared Diamond dalam bukunya Guns, Germs & Steel (2016) mengajarkan kita siapa yang paling mampu mengolah logam akan mampu mengungguli yang lainnya dalam peradaban. Jadi, dalam hal logam macam baja Indonesia tidak unggul.

- Advertisement -

“Buat kami dukungan untuk memperkuat industri baja nasional dari hulu ke hilir itu, kita sepakat, harus menghitung supply and demand. Dari kita, secara teknokratik, kita sudah ukur sebenarnya supply and demand. Jadi, kalau industri baja ini nggak dikasih impor, dia akan mati,” kata Taufiek saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama PT Krakatau Steel dengan Komisi VII DPR RI.

Ada dua proyek PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) yang mangkrak, yakni pabrik peleburan baja blast furnace dan smelter Meratus Jaya Iron & Steel di Kalimantan Selatan.

- Advertisement -

Dua proyek ini juga yang memberatkan keuangan BUMN produsen baja ini. Industri baja pun suram dalam hal ini.

Dulu, Jared Diamond mengajari pentingnya produksi logam kepada kita semua, sebelum Bung Karno ingin Indonesia mampu menghasilkan baja sendiri. Pada 20 Mei 1962, Bung Karno mencanangkan pembangunan Proyek Baja Trikora di Cilegon, Banten.

- Advertisement -

“Pembangunan resmi Pabrik Baja Cilegon ini dimulai pada tanggal 20 Mei 1962, dan direncanakan akan selesai pada tahun 1968,” tulis Amri Marzali di jurnal Prisma (Nomor 3, April 1976). Industri itu dibangun lewat skema kerja sama dengan Tjazpromexport dari Uni Soviet. Pabrik dan fasilitas lainnya didirikan di atas lahan seluas 616 hektare.

Setelah Presiden Sukarno lengser, usaha memajukan industri baja mandeg. Richard Borsuk & Nancy Chng dalam Liem Sioe Liong dan Salim Group: Pilar Bisnis Soeharto (2016: 203) menyebut pada 1967 Proyek Baja Trikora terlantar. Peralatannya berkarat.

Sekitar 1970, industri baja dibangun. Industri baja yang pernah dikenal sebagai Cilegon Steel Mill ini dihidupkan kembali oleh Presiden Soeharto dan dikenal sebagai Krakatau Steel.

Pendirian Krakatau Steel disahkan dengan Akte Notaris Tan Thong Kie Nomor 34, pada tanggal 23 Oktober 1971 di Jakarta.

Krakatau diambil dari nama gunung berapi yang pernah ada di sekitar Selat Sunda di masa lalu. Direktur Pertamina Mayor Jenderal Ibnu Sutowo diandalkan dalam pembangunannya.

“Proyek Krakatau Steel dibiayai oleh Pertamina, sehingga masalah keuangan Pertamina mempengaruhi pembangunan proyek besi baja di Cilegon itu. Pak Sumarlin ditunjuk oleh Bapak Presiden Soeharto menjadi Ketua Tim Krakatau Steel yang bertugas untuk meneliti secara menyeluruh perencanaan dan pelaksanaan proyek Krakatau Steel, dan saya membantu Pak Surnarlin,” aku Tunky Ariwibowo dalam buku Di Antara Para Sahabat: Pak Harto 70 Tahun (2009: 454-455).

“Peresmiannya dilakukan oleh Pak Harto pada tanggal 27 Juni 1977,” ingat Tunky.

Masalah di Pertamina, termasuk kasus korupsi di Pertamina pada era 1970-an, memengaruhi Krakatau Steel.

Richard Borsuk & Nancy Chng (2016:203) menyebut kontraktor-kontraktor asing-seperti Koleckner, Siemens, dan Ferrostal-meneruskan pembangunan pabrik baja itu.

“Kontrak-kontrak pembangunan sudah terlanjur ditanda­tangani dengan nilai yang tidak kecil,” aku Tunky.

Tak semua dana proyek masuk ke para kontraktor asing yang mengerjakannya. Korupsi menjangkiti proyek baja orde baru itu. Haji Thahir mendadak gemuk rekeningnya di luar negeri setelah proyek-proyek baja itu bergulir.

Hingga setelah Haji Thahir almarhum, janda mudanya berebut harta Thahir di luar negeri. Sementara itu, industri baja Indonesia tak membawa kabar gembira bagi industri tanah air. (RKZ/cnbc)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini