KNews.id – Jakarta, Rencana pertemuan antara Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri masih menjadi misteri. Sudah sejak setahun lalu, wacana ini muncul, tetapi Ketua Umum Partai Gerindra dan Ketua Umum PDI-P itu tidak kunjung bertemu. Pengamat politik Adi Prayitno menilai, seharusnya dua pemimpin partai itu sudah bertemu lantaran sering disebut memiliki hubungan yang baik.
“Padahal, Prabowo dan Megawati secara simbolis dikesankan punya hubungan politik yang sangat akrab. Dalam konteks itu, mestinya pertemuan keduanya sudah terwujud,” ucap Adi, Kamis (3/4/2025).
Adi enggan berasumsi jauh soal penyebab Megawati dan Prabowo tidak kunjung berjumpa. “Entahlah. Gelap gulita, tak ada yang tahu apa yang jadi sebab kedua tokoh belum jua bertemu,” kata dia. Di sisi lain, ia menyebut sempat ada spekulasi penyebab terhalangnya pertemuan Prabowo dan Megawati karena Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).
Sebagai informasi, hubungan antara Megawati dan Jokowi sempat diisukan retak ketika anak sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, maju menjadi wakil Prabowo pada pemilihan presiden (pilpres) lalu. “Dulu ada spekulasi yang mengatakan bahwa jika hubungan Prabowo dan Jokowi baik-baik saja, maka sulit terjadi pertemuan.
Sebaliknya, jika hubungan Prabowo dan Jokowi renggang, maka pertemuan keduanya dipersepsikan mudah terwujud,” ujar Adi. Dosen dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini pun punya spekulasi tersendiri terkait keterlibatan Jokowi dalam hal tersebut.
Menurut dia, Jokowi adalah faktor eksternal antara Megawati dan Prabowo. Ia pun heran lantaran Jokowi kerap dikaitkan sebagai penghalang pertemuan Prabowo dan Megawati. “Jokowi selalu dikait-kaitkan dalam soal ini. Padahal, Jokowi nonfaktor.
Jika mau bertemu, ya bertemu saja, tak perlu ada faktor eksternal yang dikait-kaitkan. Itu spekulasi lagi,” ungkap dia. Selain itu, Adi menilai, konteks politik saat ini berbeda dibanding tahun lalu ketika Prabowo baru dilantik menjadi kepala negara.
Usai Prabowo dilantik, menurut dia, Prabowo terlihat ingin merangkul lawan-lawan politiknya. “Dulu, sesaat setelah pilpres usai, sangat terlihat sekali Prabowo ingin merangkul dan bersilaturahmi dengan elite partai yang kalah pemilu.
Semua elite partai sudah berjumpa dengan Prabowo, kecuali PDI-P. Tujuannya tentu ingin mengakumulasi dukungan politik,” ucap dia. Namun, situasi politik saat ini sudah berubah. Adi berpandangan, kini Prabowo adalah orang nomor satu di Republik Indonesia sehingga perlakuan terhadap Prabowo tentu harus sebagai Presiden RI.
Dalam situasi politik saat ini, kata Adi, Prabowo sudah memiliki kekuatan yang luar biasa kuat. “Bahkan, nyaris tak ada satu pun kekuatan politik yang mau jadi oposisi. Dalam konteks itulah sebenarnya siapa yang butuh bertemu di tengah Prabowo yang sangat powerful,” tutur dia.
Diketahui, beberapa waktu terakhir ini, wacana pertemuan Megawati dan Prabowo kembali mencuat lagi, khususnya setelah anak tunggal Prabowo, Didit Hediprasetyo, bersilaturahmi ke kediaman Megawati di Hari Idul Fitri 1446 Hijriah pada 31 Maret 2025.
Putri Megawati sekaligus Ketua DPP PDI-P, Puan Maharani, mengatakan pertemuan Prabowo dan ibunya akan dilakukan secepatnya. “Secepatnya,” ujar Puan, di Kompleks Widya Chandra, Jakarta, Rabu (2/4/2025).
Hal yang sama juga dinyatakan Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, yang juga ada di lokasi bersama Puan. Namun, Dasco enggan membeberkan tanggal pasti dari pertemuan Prabowo dan Megawati.
“Nah itu sama-sama, sepakat, itu secepatnya. Secepatnya itu kapan, ayo kita tunggu saja,” kata Dasco.