Berikut penjelasan kritis pengamat dan aktivis pertanian ini:
Terasa seperti ada yg memimpin orkestrasi. Entah siapa. Berawal dari prakondisi melalui harga beras. Selama sebulan media mainstream terus menerus menyiarkannya. Kemudian pejabat sahut menyahut bicara saur manuk melalui media. Presiden dan mentri blusukan ke pasar.
Laporan sepihak ditelan. Media memasang photo gudang bulog yang katanya kosong. Tanpa beban pemerintah ngomong rencana impor beras. Meskipun baru rencana, omongan pemerintah pasti besar dampaknya.
Presiden bahkan ngomong, “mau tidak mau kita harus impor beras”. Silakan cari beritanya banyak bertebaran. Para mentei dan badan pangan panik, belum sampai sepekan, keluarlah Srat Edaran berisi penetapan harga gabah.