“Amunisi seperti itu sangat efektif dalam mengalahkan tank modern dan kendaraan lapis baja,” tambahnya.
Di PBB, depleted uranium sendiri digambarkan sebagai logam berbahaya. “Sangat beracun secara kimiawi dan radiologis,” kata organisasi itu.
- Advertisement -
Hal sama juga ditegaskan organisasi anti-nuklir CND. “Ini bencana lingkungan dan kesehatan tambahan bagi mereka yang hidup melalui konflik karena debu beracun atau radioaktif dapat dilepaskan saat terkena dampak,” jelas kelompok itu.
Amunisi tersebut digunakan dalam konflik di bekas Yugoslavia dan Irak. Itu dicurigai sebagai kemungkinan penyebab penyakit misterius “sindrom Perang Teluk”.