Oleh : Damai Hari Lubis – Pengamat KUHP (Kebijakan Umum Hukum dan Politik)
KNews.id – Jakarta, Prabowo undang Dua Tokoh Bangsa seteru Jokowi minta Gibran dimundurkan dari kursi wapres ?
Masyarakat banyak yang mengapresiasi dan bertambah menaruh rasa hormat kepada Presiden Prabowo karena diasumsikan Presiden sudah (mulai) mau menerima atau mendengarkan suara mayoritas publik.
Karena Prabowo mengundang Mega dan Jend. Tri Sutrisno ke Harlah Lahir pancasila 1 Juni 2025 di Gedung Kemenlu .
Artinya Prabowo hormati kedua tokoh bangsa.
Namun sebaliknya dalam bahasa majas jenis sarkastik “dikalangan preman atau para kaum yang terbiasa hidup terminal pasar” dan sering disebut dgn keliru, karena diposisikan seolah kelompok yg dimarjinalkan dan atau lebih cocok diilustrasikan sebagai bahasa gaul antar dua orang sahabat yang dimana yang seorang diantaranya merasa kecewa dengan teman lainnya, dimana sesungghnya mereka sama sama bersahabat dalam satu kelompok, atau kawan tapi beda kelompok, namun muncul permasalahan, sehingga ada ungkapan dari satu ke pihak yang satu lainnya .
“Sama aja kamu beraki kepala aku” , atau “dia sama aja kencingi kepala kita”.
Maka perspektif analoginya, terhadap pemahaman majas dimaksud adalah nyaris mirip dengan peristiwa bahwa Presiden Prabowo sudah “mengencingi kepala Jokowi sekaligus atau beraki kepala Gibran.
Dan sisi pandang diskursus politik, ini punya makna Jokowi sdh berangsur dipandang sebelah mata oleh Presiden Prabowo.
Apakah hal ini sdh diketahui atau bocor sblmnya kepada Jokowi?
Bahwa momentum hari Kesaktian Pancasila di Kemenlu tgl 1 juni terkait bakal dundangnya kedua tokoh bangsa dimaksud?
Lalu inikah sebagai tanda tanda ” jika benar informasi publik” dari berbagai gambar Jokowi yang publis melalui banyak medsos berikut konten “Jokowi teserang alergi gatal-gatal diwajahnya dan lehernya ada penyakit mirip kurap? Atau apakah gambar tersebut hasil editan? Jika benar pun Jokowi terkena alergi apakah juga salah satunya puyeng, karena tegang terkait pelaporan dirinya dan atau pengaduan Ijazah Palsu oleh TPUA?
Jokowi lah tentu yang tahu atas semua hal yang terjadi!
(FHD/NRS)