spot_img
Jumat, April 26, 2024
spot_img

Politisi Telpon Koin!

Oleh: Sutoyo Abadi (Koordinator Kajian Politik Merah Putih)

KNews.id- Telepon umum koin adalah jenis telepon umum yang menggunakan koin atau uang koin sebagai alat pembayarannya.  Lama pembicaran yang tersedia bagi pengguna tergantung pada nominal koin yang dimasukkan.

- Advertisement -

Perintah telpon koin sangat efektif bicara terbatas dengan instruksi singkat dan jelas dampak dan akibatnya bisa bermacam macam, dari tingkah laku para pionir yang menerima pesan dan harus dilaksanakan dengan tepat waktu dengan pengawasan yang sangat ketat.

Pengamat politik Dr Mulyadi  Opu Andi Tadampali pada tahun pada tahun 2017 telah memperkenalkan Teori Oligarki kembar tiga : Oligarki Politik (Badut politik) – Oligarki Ekonomi ( Bandar politik ) dan Oligarki Sosial (Bandit politik). Teori ini telah melahirkan politisi bahkan intelektual telpon koin, yaitu politisi / Intelektual sejenis bandit politik, belakangnya oligarki politik dan oligarki ekonomi dengan target jangka pendek untuk meruntuhkan institusi penjelmaan politik rakyat indonesia.

- Advertisement -

Andi Tadampuli menjelaskan lebih lanjut bahwa : target jangka panjang  oligarki ingin : (1) kuasai presiden indonesia dgn cara hilangkan kata asli; (2) kuasai ekonomi indonesia dengan cara adu kuat usaha pribumi dengan usaha konglo taipan melalui demokrasi ekonomi: ekonomi kerakyatan vs ekonomi kapitalisme; dan (3) kuasai politik indonesia dengan cara kuasai politisinya melalui gabungan partai alias “kolisi kumpul kebo”.

Politisi telpon koin saat ini bersenyawa dengan kaum  intelektual telpon koin memiliki sifat enjoy life ( kekinian ) menyimpang dari kepribadiannya  yang semestinya  memburu kebenaran demi kemaslahatan bersama, dan menjadi pencipta bahasa dalam menyampaikan yang benar kepada penguasa, dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip kemanusiaan dan keadilan – justru hanya berperan sebagai pembenar penguasa. (Edward Said, 1996).

- Advertisement -

Remot politik Oligarki selalu mulus memesan UU dan macam macam kebijakan yang harus dilakukan oleh pelaksana teknis atau sering disebut sebagai rezim boneka terbaca dengan sangat jelas. Semua berjalan dengan pesanan telpon koin yang diterima atau dengan tekanan resiko hutang koin yang telah di terimanya.

Bung Hatta Taliwang ( aktifis pergerakan 98 ) dengan nada jengkel mengatakan para dalang telah berhasil menyeret sebagian besar kita kedalam pembahasan  yang akan membuat kita to be or not to be terbawa arus sistem sekarang yang akan membawa kita suka atau tidak suka, harus menerima hasil kompromi para oligarki dan lagi lagi kita akan dipimpin boneka baru,

Kekuatan koin benar benar membuat petinggi negara kesurupan *In the struggle, I’m selling myself more often  than not on the highest bidder purely for thrill and money ( Dalam berjuang, saya lebih sering menjual diri saya pada penawar tertinggi semata-mata untuk kesenangan dan uang), membabi buta tidak peduli akibat / dampak kebijakannya akan menimbulkan kesengsaraan rakyat.

Akibat prilaku politisi telpon koin, Ir. Prihandoyo Kuswanto ( Ketua Pusat Studi Rumah Pancasila ) mengatakan bahwa : bangsa ini telah terhipnotis dengan berbagai cara sehingga tidak sadar, bahwa negara ini sudah tidak lagi negara yang diproklamasikan 17 Agustus 1945, negara yang didasarkan Pancasila telah dibuat oleh pendiri negeri ini sesuai dengan alinea ke-4 pembukaan UUD 1945.

Akibat kekuatan  koin seringkali, pemimpin negara ini diasosiasikan  ucapan, peran, dan sikapnya dikendalikan orang lain. Saat manggung,  dikendalikan peran panggungnya oleh sutradara ( Oligarki ). Semua berperan seperti jongos politik. Wajar Prof Daniel M Rosyid berpesan stop jadi jongos ekonomi dan politik. Karena Oligarki sungguh riil sebagai pengendali politik dan ekonomi negara ini dengan kekuatan koin yang sangat besar dan pergerak sangat taktis dengan kekuatan telpon koinnya. (AHM)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini