“Yang menarik, kontribusi konsumsi rumah tangga, meskipun tetap dominan, namun merosot dari biasanya berkisar 55-57%, sekarang hanya 50,38%,” jelas Ryan.
Namun demikian, penurunan kontribusi konsumsi rumah tangga secara persentase tersebut lantaran meningkatnya kontribusi pembentukan modal tetap bruto (PMTB) investasi langsung yang cukup signifikan.
Kemudian, pertumbuhan impor secara persentase melampaui pertumbuhan ekspor ke depannya harus diwaspadai di tengah menguatnya dolar AS, meskipun secara netto dari ekspor dan impor mampu mencatatkan surplus secara berkesinambungan.
Di lihat secara spasial atau kewilayahan, pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sumatera yang di bawah PDB nasional juga patut dicermati, lantaran kontribusi sektor perkebunan dan pertambangan di kawasan itu masih tetap dominan.