spot_img

Perindo Sambut Baik Adanya Kesepakatan 12 Kerjasama Strategis Lintas Sektor dengan China

KNews.id – Jakarta, Partai Persatuan Indonesia (Perindo) menyambut baik adanya kesepakatan 12 kerja sama strategis lintas sektor antara Indonesia dan China yang meliputi bidang ekonomi, pariwisata, hingga kesehatan antara Indonesia dan Republik Rakyat China.

Kesepakatan itu ditandatangani oleh Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri China, Li Qiang di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (25/5/2025) lalu. Hal itu diungkapkan oleh Sri Gusni Febriasari, Ketua DPP Partai Perindo Bidang Kesehatan Masyarakat.

- Advertisement -

“Kami mendukung upaya kolaboratif ini, terutama dalam penguatan strategi nasional eliminasi TBC. Ini merupakan langkah strategis dalam membuka peluang riset, pengawasan mutu, serta penguatan layanan kesehatan integratif berbasis kearifan lokal dan ilmu pengetahuan,” ujar Sri Gusni.

Dari 12 kesepakatan kerja sama bilateral antara Indonesia dan China, dua di antaranya mencakup isu-isu kesehatan strategis yang terkait erat dengan agenda prioritas nasional yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.

- Advertisement -

Adapun kerja sama tersebut mencakup bidang pengobatan tradisional dan penanggulangan TBC, serta pencegahan dan pengendalian TBC.

Kerja sama dalam pengembangan pengobatan tradisional, melalui kolaborasi antara Kementerian Kesehatan Indonesia dan National Administration of Traditional Chinese Medicine China, yang dimana hal ini akan berpotensi memperkuat layanan kesehatan yang holistik dan berbasis kearifan lokal.

“Hal ini juga sejalan dengan pilar transformasi sistem kesehatan nasional untuk mengembangkan pelayanan promotif dan preventif yang komplementer, dan memperluas akses pengobatan berbasis bahan alam dalam negeri,” tambah Sri Gusni yang merupakan alumni S1 Fakultas Kesehatan Masyarakat dan S2 Intervensi Sosial, Psikologi Terapan Universitas Indonesia ini.

Sementara itu, terdapat juga kerja sama dalam penanggulangan tuberkulosis dengan National Disease Control and Prevention Administration China. TBC sendiri masih menjadi salah satu penyakit menular utama di Indonesia, dengan prevalensi yang tinggi.

“Kerja sama ini tidak hanya memperkuat deteksi dini dan akses terhadap pengobatan, tetapi juga mendorong pengembangan kapasitas laboratorium, alih teknologi diagnostik, dan peningkatan tenaga kesehatan lokal dalam menangani penyakit menular,” jelas Sri Gusni.

Kedua bentuk kerja sama ini mencerminkan komitmen Indonesia dalam membangun sistem kesehatan yang tangguh dan adaptif melalui kemitraan internasional, sekaligus memperkuat pencapaian target-target RPJMN 2025–2029 di bidang kesehatan masyarakat.

- Advertisement -

Partai Perindo menilai bahwa kerja sama ini mencerminkan bentuk diplomasi kesehatan yang proaktif dan berorientasi pada ketahanan kesehatan nasional.

Kerja sama tersebut dapat menjadi langkah penting dalam hal alih teknologi dan penguatan mutu SDM kesehatan, peningkatan kapasitas riset dan inovasi lokal, penurunan ketergantungan terhadap produk impor, serta peningkatan produksi biofarmasi dan fitofarmaka dalam negeri.

Dalam implementasinya, Partai yang dipimpin Angela Tanoesoedibjo ini juga menegaskan pentingnya pengawasan ketat, transparansi dan pelaksanaan, serta integrasi kerja sama ini ke dalam perencanaan dan anggaran pembangunan nasional agar benar-benar memberikan manfaat nyata bagi rakyat Indonesia.

“Kami mendorong pemerintah untuk tidak hanya berhenti pada penandatanganan MoU, tetapi juga memastikan ada peta jalan implementasi yang tetap berpijak pada prinsip ilmiah, indikator kinerja, dan evaluasi publik yang dapat diakses oleh masyarakat luas,” ujarnya.

Partai yang dikenal juga sebagai Partai Kita ini juga mendorong agar pemerintah menjadikan kerja sama ini sebagai bagian dari ekosistem pembangunan kesehatan jangka panjang, terutama dalam mendukung tujuan Asta Cita Presiden Prabowo, yaitu mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, terjangkau, dan merata di seluruh wilayah Indonesia.

“Kerja sama ini harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk mempercepat pencapaian target eliminasi TBC pada 2030, serta memperkuat layanan kesehatan primer, serta memperluas akses layanan kesehatan yang aman dan berkualitas,” sebut Sri Gusni.

(FHD/Snd)

Berita Lainnya

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti
- Advertisement -spot_img

Terkini