spot_img
Sabtu, April 20, 2024
spot_img

Perang Terbuka antara AS dan RRC Masih Jauh!

Oleh: Sutoyo Abadi, Koordator Kajian Politik Merah Putih

KNews.id- Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat (DPR AS) Nancy Pelosi mendarat di Taiwan pada Selasa (2/8) malam waktu setempat atau sekitar pukul 21.50 WIB. Kedatangan Pelosi disambut oleh delegasi kecil dan disaksikan wartawan yang berada di Bandara Internasional Songshan, Taipei.

- Advertisement -

Seorang pejabat Taiwan mengatakan kepada CNN bahwa Pelosi diperkirakan akan menginap di Taipei semalam. Kehadirannya menandai dukungan AS yang signifikan untuk Taiwan meskipun ada ancaman pembalasan dari China atas kunjungan tersebut.

Nancy Pelosi terbang ke Taiwan menggunakan pesawat Angkatan Udara AS dengan nomor penerbangan SPAR19. Sesaat setelah kabar tibanya Nancy Pelosi di Taipei, laman resmi Ketua DPR AS merilis pernyataan yang mengonfirmasi kunjungan kekongresan ke Taiwan. Rilis tersebut menyatakan bahwa kunjungan ini “menghormati komitmen teguh AS untuk mendukung demokrasi Taiwan yang penuh semangat.”

- Advertisement -

Nancy Pelosi mengatakan : “Diskusi kami dengan jajaran pimpinan Taiwan akan berfokus pada penegasan kembali dukungan kami bagi mitra dan mempromosikan kepentingan bersama kami, termasuk memajukan suatu kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka,”

Dalam waktu berdekatan dengan kedatangan Pelosi, armada jet tempur China dilaporkan melintasi Selat Taiwan. Armada jet tempur yang diterjunkan diketahui berjenis Sukhoi Su-35. Hingga berita ini diturunkan, belum ada perkembangan yang diketahui dari misi jet tempur tersebut. Kehadiran Pelosi semakin membuat China murka. Konon China bisa tembak rudal ke selat Taiwan beberapa hari ke depan. Negeri Tirai Bambu di bawah pemerintahan Xi Jinping marah besar dengan kedatangan salah satu politikus senior AS itu.

- Advertisement -

Sebelumnya China beberapa kali melontarkan ancaman ke Taiwan dan AS jika Pelosi benar-benar berkunjung ke wilayah itu. Presiden Xi Jinping bahkan secara terbuka sempat menyampaikan peringatan ke Presiden Joe Biden karena murka soal rencana lawatan Pelosi: “AS jangan coba-coba main api jika tak ingin terbakar.”

Gertakan Xi itu tak membuat AS mengubah pendirian mereka terus menyokong Taiwan. “Terkait Taiwan, Presiden Biden menekankan bahwa kebijakan Amerika Serikat tak berubah,” demikian bunyi pernyataan resmi pemerintah AS dikutip CNN.

Mereka kemudian berujar, “AS dengan keras menolak upaya unilateral untuk mengubah status quo atau merusak perdamaian dan kestabilan selat Taiwan”. Sementara AS  melalui Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan China tak perlu membuat kunjungan Pelosi menjadi krisis yang dapat merusak stabilitas dan keamanan di kawasan.

“Ketua DPR punya hak mengunjungi Taiwan. Tak ada alasan bagi Beijing mengubah kunjungan potensial sesuai kebijakan lama AS ini menjadi semacam krisis,” kata Kirby kepada wartawan dikutip AFP.

Konsekuensi kunjungan Nancy Pelosi AS  dikabarkan mengerahkan empat kapal perang termasuk satu kapal induk USS Ronald Reagan terkait kabar lawatan Pelosi ke Taiwan.

Malam ini, Selasa 2 Agustus 2022. Tadi malam, Kapal induk USS Ronald Reagan (CVN-76), telah kembali ke Laut China Selatan dan Kapal serbu amfibi USS Tripoli (LHA-7) telah berada di dekat Okinawa serta kapal serbu amfibi USS Amerika (CV-66) telah berada di Sasebo, Jepang.

Deklarator KAMI Nasional Anton Permana mengatakan : Di wilayah Pasifik, Kapal Induk USS Abraham Lincoln (CVN-72), Landing Helicopter Dock USS Essex dan 36 kapal perang lainnya serta tiga kapal selam berada di Hawaii, mengambil bagian dalam Latihan Lingkar Pasifik (RIMPAC) yang akan berakhir pada Hari Kamis besok.

Pelacakan penerbangan menunjukkan dua HC-130J Combat King II Angkatan Udara Amerika Serikat, telah tiba di Okinawa dari Anchorage. Mereka didampingi oleh beberapa KC-135 Stratotankers, pesawat pengisian untuk bahan bakar udara.

Formasi pesawat yg kawal itu sangat full team siaga tempur. Jarang formasi ini di gabungkan sekaligus. Pesawat VVIP di kawal F22 Raptor, F35, F18 Super Hornet, dan F15 SE sekaligus.

Kalau F18 Super Hornet, Growler, dan F35 A/B, itu memang pesawat tempur khusus di gunakan dari kapal induk. Menariknya F22 Raptor dan F15 E itu bukan varian dari kapal induk. Artinya, dua pesawat ini di terbangkan dari pangkalan utama AS di Asia Pasifik. Bisa dari Okinawa, Korea Selatan, atau Guam.

Belum lagi kelas Kapal induk yg di kerahkan juga Nikitz Class USS Ronal Reagen. Kapal induk nuklir yg bawa 100 an pesawat.Bersamaan dengan kedatangan Nancy Pelosi ke Taiwan, juga di saat 14 negara sedang berkumpul dalam latgab Super Garuda Shield 16 di Batu Raja.

Latgab Super Garuda Shield 16 ini kalau di lihat dari peralatan alutsista yg di sertakan, strategi dan simulasi  boleh di katakan sudah mengarah pada formasi tempur WW3 regional Indo-Pasific… Yg secara tak sadar sebenarnya, China sudah terkepung dari berbagai penjuru kecuali dari utara.

Sebelah timur China berhadap – hadapan dengan angkatan perang Korea Selatan-Jepang-Taiwan yg di support Kanada dari Pasific. Dari tenggara :  AUKUS plus FPDA (Australia-Inggris – Malaysia – Singapore – Brunei),  dan juga ada Indonesia-Vietnam (di atas kertas). Dari arah selatan ada India, dan arah timur NATO.

Sedangkn benteng geografis dan kultural China seperti Korea Utara, Kamboja, Myanmar, Thailand, Laod, boleh di katakan kurang signifikan. Paling hanya Korea Utara yg punya gigi itupun tak jelas pula. Belum tentu loyal penuh pada China. Pakistan yg baru di bangun poros aliansinya, sedang bergejolak politik dalam negeri semenjak perdana menteri nya yang pro China di jatuhkan. Indonesia sang garuda emas yg di manja China, juga ambigu dalam hal politik dan pertahanan.

AS memiliki percaya diri karena hasil survei PEW Research Center 70% warga AS menganggap Rusia sebagai musuh. Sementara itu 89% warga AS menganggap Cina sebagai musuh. Maka AS tidak memilih medan perang terbarunya di Ukraina, melainkan di pesisir daratan Cina. Bisa terjadi perang beneran selama sentimen anti-Cina di AS semakin tinggi.

Tetapi Wakil Menteri Luar Negeri China Xie Feng  menegaskan Indo-Pasifik seharusnya tidak boleh menjadi medan perang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Kemungkinan terjadinya perang terbuka masih sangat kecil.

Strategi AS terlihat ketika AS selalu provokasi China agar mulai invansi Taiwan. Agar jadi pintu masuk bagi AS sekutunya lancarkan jurus sanksi, embargo, dan pelemahan daya ekonomi dan ketahanan nasional China. Biar jadi pemicu pemberontakan dari dalam dan penetrasi pengepungan dari luar. (AHM)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini