KNews.id- Bio Farma merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memproduksi vaksin terbesar di Indonesia. Dan, saat ini telah berkembang menjadi perusahaan Life Science, atau bidang studi yang menuntut studi sistematis dan holistik organisme hidup, yang telah memfasilitasi terobosan-terobosan ilmiah dengan dampak yang tinggi terhadap kesehatan manusia dan perbaikan kualitas hidup.
Serta peningkatan daya saing ekonomi nasional melalui pendalaman pemahaman mekanisme biologis yang sekaligus menciptakan kesempatan-kesempatan kewirausahawan dan bisnis-bisnis multi-miliar dolar.
Namun, sebagai perusahaan yang sudah berdiri selama 1 abad lebih tersebut, Bio Farma harus menelan pil pahit. Lantaran penjualannya pada tahun 2016 harus mengalami penurunan.
Dari laporan yang diperolah Tim Investigator KA, penjualan bersih Bio Farma pada tahun 2016 sebesar Rp 2,32 triliun. Mengalami penurunan sebesar 1,29 persen dibandingkan dengan realisasi pada tahun 2015 sebesar Rp 2,35 triliun.
Saat itu, Bio Farma memiliki Komisaris Utama yang bernama Ahmad M.Ramli. Ia berani memilih atau menjadikan Bio Farma sebagai perusahaan Life Science. Pilihan tersebut menurutnya sebagai pilihan tepat, karena dalam life science mencakup bidang-bidang yang sudah Bio Farma kuasasi.
Seperti bioteknologi, bio-diversity, farmasi, dan sebagainya. Tapi, sayang seribu sayang, keberaniannya belum sejalan dengan harapan dalam melakukan penjualan yang mengalami penurunan sebesar Rp 3 miliar.(FT&Tim Investigator KA)
 yang memproduksi vaksin terbesar di Indonesia. Dan, saat ini telah berkembang){kind=link}