Pemimpin Tertinggi Iran Minta Lawan Perang Psikologis

104
Advertisement

KNews.id – Jakarta – Pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei meminta Iran melawan perang psikologis yang digencarkan negara-negara Barat dan Israel. Khamenei menyampaikan seruan itu saat rapat dengan anggota Kongres Nasional Para Martir Provinsi Kohgiluyeh dan Boyer Ahmad pada Rabu (14/8).

“Perang psikologis musuh di ranah militer ditujukan untuk menimbulkan rasa takut,” kata Khamenei, dikutip Mehr News. Dia lalu berujar, “Para syuhada melawan perang psikologis. Dalam mengenang mereka, kebenaran ini harus disoroti dan diperingati.”

Advertisement

Pernyataan itu mengacu ke warga Iran yang dianggap berjuang melawan rezim Saddam Hussein. Pemerintahan dia didukung sepenuhnya oleh Barat.

RUDAL: Apa itu Revolusi Gen Z Pertama Dunia di Bangladesh?
Khamenei juga meminta Iran mengandalkan kekuatan dalam negeri dan menghindari untuk mengglorifikasi kekuatan musuh.

“Sejak kemenangan Revolusi, mereka menggunakan berbagai cara untuk menjelaskan dan membujuk bangsa kita agar takut kepada Amerika, Inggris, dan kaum Zionis [Israel],” ujar dia.

Pemerintah bisa menolak tuntutan mereka dengan mengandalkan kemampuan negara dan mengetahui kekuatan musuh. Musuh, menurut dia, punya rencana jahat di bidang budaya dengan menyasar gaya hidup rakyat.

Sebelumnya, Juru bicara dan wakil kepala Departemen Hubungan Masyarakat Korps Garda Revolusi Islam IRGC), Jenderal Ali Mohammad Naeini, menyatakan musuh menggunakan terorisme dalam perang psikologis anti-Iran.

Naeini mengatakan musuh telah menggunakan perang hibrida terhadap Iran dalam dimensi ekonomi, politik, psikologis, dan budaya.

“Bagian terpenting dari peperangan ini adalah aspek kognitifnya,” kata dia dalam laporan Mehr News.

Naeni lalu mengatakan jika musuh menang dalam bidang kognitif perang hibrida, ia mencapai segalanya.

Dia juga menyebut musuh menggunakan perang psikologis dalam operasi teroris baru-baru ini dengan membunuh Haniyeh di Teheran, komandan Hizbullah di Lebanon, dan Mohammad Reza Zahedi di Damaskus.

Lebih lanjut, Naeni mengatakan rezim Zionis memutuskan untuk membunuh Haniyeh di Teheran dengan tujuan memulai pengkhianatan dan menciptakan perbedaan antara kaum Syiah dan Sunni.

Iran menuding Israel dalang pembunuhan Haniyeh atas restu Amerika Serikat (AS). Mereka juga bersumpah akan membalas rezim Zionis usai kematian bos Hamas itu.

Sejauh ini, belum ada waktu pasti Iran melancarkan serangan. Meski demikian, Israel tetap siaga tinggi. AS juga meminta sekutu dekatnya untuk melakukan upaya diplomatik guna mencegah serangan atau meminimalisir serangan Iran.

(NS/CNN)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini