spot_img
Kamis, April 25, 2024
spot_img

Pasar Modal Nasional Menghimpun Rp100 Triliun dari Penawaran Umum

KNews – Pasar modal nasional menghimpun Rp100 triliun dari penawaran umum. Geliat perekonomian nasional yang semakin massif membuktikan bahwa upaya pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang gencar dilakukan oleh pemerintah mulai membuahkan hasil.

Seperti halnya yang terjadi di industri jasa keuangan yang menunjukkan tren kinerja yang kembali menjanjikan di tengah kepungan ketidakpastian perekonomian global.

- Advertisement -

Sektor pasar modal nasional, misalnya, secara konsisten mampu menjalankan fungsi intermediasinya terhadap pelaku dunia usaha yang membutuhkan pasokan pembiayaan lewat sejumlah aktivitas penawaran umum.

Berdasarkan data Otoritas Jasa keuangan (OJK), hingga 24 Mei 2022 lalu tercatat jumlah penawaran umum yang dilakukan emiten mencapai 79, dengan total nilai penghimpunan dana mencapai Rp100,1 triliun.

- Advertisement -

Dari total jumlah penawaran umum tersebut, 23 diantaranya dilakukan oleh emiten baru.

Hal ini menunjukkan bahwa ruang pemanfaatan industri pasar modal nasional yang semakin luas, dengan berhasil merangkul emiten-emiten baru untuk dapat memanfaatkan pendanaan dari pasar modal untuk memperkuat pengembangan bisnisnya.

- Advertisement -

Hingga saat ini saja, dalam pipeline Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat sedikitnya 105 emiten yang tengah bersiap melakukan penawaran umum dengan total indikasi penawaran mencapai Rp68,67 triliun.

“Peningkatan kinerja intermediasi tersebut terjadi di tengah perekonomian global yang masih menghadapi tekanan inflasi yang persisten tinggi dan telah mendorong pengetatan kebijakan moneter yang lebih agresif oleh mayoritas bank sentral dunia,” ujar Deputi Komisioner Humas dan Logistik OJK, Anto Prabowo, dalam keterangan resminya, Kamis (26/5/2022).

Konflik Rusia-Ukraina serta terganggunya global supply chain akibat lockdown di China, juga terus mendorong kenaikan harga komoditas terutama energi dan pangan.

Kenaikan inflasi yang diikuti oleh pengetatan kebijakan moneter global telah meningkatkan potensi terjadinya hard landing, sehingga meningkatkan volatilitas di pasar keuangan global dan terjadinya outflow dari pasar keuangan negara-negara emerging market.

Namun demikian, kinerja perekonomian domestik masih terjaga terlihat dari rilis PDB triwulan I-2022 yang terpantau sebesar 5,01% (yoy), diikuti dengan peningkatan kinerja mayoritas perusahaan publik di periode yang sama.

OJK juga mengatakan, indikator ekonomi high frequency juga terpantau masih positif, mengindikasikan berlanjutnya pemulihan ekonomi. Selain itu, pemerintah juga telah menaikkan anggaran subsidi energi menjadi Rp 443,6 triliun, terbesar sepanjang sejarah.

Namun demikian, perlu dicermati tren kenaikan inflasi domestik dan dampak pelarangan ekspor CPO terhadap kinerja neraca perdagangan pada Mei 2022.

Di tengah perkembangan tersebut, pasar keuangan domestik secara umum bergerak volatil, sejalan dengan pelemahan pasar keuangan global seiring aksi risk off investor.

Hingga 20 Mei 2022, IHSG tercatat melemah 4,3 persen (month to date/mtd), atau sejak awal tahun ke level 6.918.

Kondisi ini menurut OJK sejalan dengan aliran dana nonresiden (investor asing) yang tercatat outflow sebesar Rp 9,23 triliun (mtd). (RKZ/idxc)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini