Tuesday, June 6, 2023
Keuangan News
  • Nasional
    • Hukum
    • Kebijakan
    • Makro Ekonomi
    • Peristiwa
    • Politik
  • Internasional
    • Afrika
    • Amerika
    • Asia
    • Australia
    • Eropa
    • Timur Tengah
  • Keuangan
    • Asuransi
    • Leasing
    • Liputan Khusus
    • Perbankan
    • Syariah
    • UKM
  • Investasi
    • Emiten
    • Market / Pasar
    • Properti
  • Khazanah
  • Lifestyle
    • Teknologi
    • Tokoh
    • Travel
    • Wisata
  • Advertorial
  • KN English
  • Opini
No Result
View All Result
  • Nasional
    • Hukum
    • Kebijakan
    • Makro Ekonomi
    • Peristiwa
    • Politik
  • Internasional
    • Afrika
    • Amerika
    • Asia
    • Australia
    • Eropa
    • Timur Tengah
  • Keuangan
    • Asuransi
    • Leasing
    • Liputan Khusus
    • Perbankan
    • Syariah
    • UKM
  • Investasi
    • Emiten
    • Market / Pasar
    • Properti
  • Khazanah
  • Lifestyle
    • Teknologi
    • Tokoh
    • Travel
    • Wisata
  • Advertorial
  • KN English
  • Opini
No Result
View All Result
KeuanganNews.id
No Result
View All Result
Home Headline

Paket Stimulus Covid-19: Stimulus atau “Stimules”?

by Redaksi
22/04/2020 12:02 AM
in Headline, Opini
A A
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Fuad Bawazier, Mantan Menteri Keuangan

KNews.id- Menghadapi Pandemi Covid-19, Pemerintah telah mengeluarkan tiga kali stimulus yaitu:

  • Paket Genjot Pariwisata sebesar Rp72M yang hanya jadi bahan olok olok karena ditengah wabah mau menggenjot wisatawan. Minjam istilah Betawi, paket bodong. Jadi lupakan saja.
  • Stimulus dengan fasilitas PPh (Pajak Penghasilan) yang saya kira juga tidak nendang sebab sedang musim PHK dan musim perusahaan WP rugi. Jadi tidak begitu manfaat alias bodong. Jadi lupakan saja.
  • Paket Stimulus yang dianggap serius melalui Perpu No. 1/2020 tetapi amat kontroversil dan mendapat banyak kritik sehingga banjir gugatan ke MK.

Tapi terlepas dari gugatan ke MK, analisa ini hanya akan fokus kepada satu poin saja yaitu benarkah besarnya Stimulus Ekonomi dan Kesehatan itu sebesar Rp405Triliun?.

Baca juga:

Tetangga dan 40 Rumah Sekitar Ikut Menanggung Dosa Pelaku Zina Benarkah? Ini Kata Ustad Khalid Basalamah

Ganjar Bantah Hubungan Megawati dan Jokowi Retak Usai PDIP Umumkan Capres 2024

Pak Kapolri yang Atur, Biaya Perpanjang SIM A Ditentukan Segini, Selamat Tinggal Pungli

Benarkah Rp405T itu sebagai tambahan anggrana belanja negara?. Sebab untuk dapat dikatakan sebagai stimulus adalah bila atau harus on top dari APBN. Kalau dilihat dari APBN-P 2020, anggaran belanja negara hanya naik Rp73,4T saja bukan Rp405T.

Begini hitungannya:

  • Anggaran Belanja   Pemerintah Pusat naik Rp167,6T.
  • Anggaran Transfer ke Daerah dan Desa turun Rp94,2T. Selisihnya adalah Kenaikan Anggaran Belanja Negara net sebesar Rp73,4T.

Jadi dilihat dari total atau keseluruhan anggaran belanja negara tahun 2020 hanya akan ada kenaikan (stimulus) Rp73,4T. Bukan Rp405T.

Tetapi anehnya defisit anggaran (APBN-P/Perubahan) dari semula Rp307,2T naik menjadi Rp852,9T alias melonjak sebesar Rp545,7T. Inikah yang namanya stimulus? Atau stimules? Atau siapa yang “bermain” akal akalan?

Ternyata lonjakan defisit itu terjadi karena penerimaan negara turun Rp472,3T yaitu dari Rp2233,2T menjadi hanya Rp1760,9T. Jadi jelas bahwa kenaikan (tambahan) defisit sebesar Rp545,7T itu terdiri dari pos:

  • Kenaikan Anggaran Belanja Negara………………..Rp73,4T
  • Shortfall Penerimaan Negara………………Rp472,3T

Jadi defisit naik…..Rp545,7T

Karena itu yang benar benar stimulus (on top/tambahan) belanja negara  hanyalah Rp73,4T, lainnya karena shortfall pendapatan negara. Diantara itu (detilnya) adalah penggeseran penggeseran pos anggaran (realokasi) yang tidak signifikan.

Misalnya, apakah anggaran untuk membuat ibu kota baru di hapuskan atau  dialihkan untuk memerangi wabah Covid-19?  Rasanya tidak, padahal tidak ada urgensinya memindahkan ibu kota negara, lebih lebih di tengah kesulitan keuangan negara.

Karena itu rasanya perlu referendum nasional menanyakan kepada seluruh rakyat Indonesia apakah setuju IKN dipindahkan?  Tidak mendahului rakyat, tapi saya kira sebagian besar rakyat akan menolaknya. Bisa jadi itu hanya selera gelintiran elit saja.

Kembali kepada issue Stimulus Covid-19  Rp405T;  benarkah Rp405T itu  tambahan belanja negara yang menyebabkan defisit anggaran negara melonjak menjadi Rp852,9T. Apalagi menurut Perpu No.1 Tahun 2020 itu defisit bebas boleh berapa saja dalam th anggaran 2020, 2021 dan 2022, tidak dibatasi 3% PDB.

Sebenarnya apa yang terjadi?  Jelas naiknya defisit itu bukan karena atau untuk Pandemic Covid-19 tetapi untuk menutupi jebloknya penerimaan negara yang diperkirakan pemerintah realisasinya hanya 79% dari targetnya (lihat perhitungan diatas).

Sedangkan stimulusnya sendiri hanya Rp73,4T. Lainnya untuk obat “stimules” otoritas fiskal yang tekor. Rencana realisasi penerimaan negara sebesar 79% nya itupun patut diragukan mengingat penerimaan pajak dalam tiga bulan pertama (Jan-Maret) hanya 14,7% atau rata rata hanya 4,9%  perbulan.

Apabila angka ini bertahan sampai akhir tahun, berarti hanya 4,9% X 12 =58,8%. Jangan jangan pos pendapatan negara yang lain rata rata juga demikian sehingga target penerimaan negara 79% itupun masih terlalu ambisius.

Apalagi tanpa Covid-19 sekalipun, penerimaan pajak selama beberapa tahun terakhir tidak tercapai. Jadi dilihat dari penerimaan negara yang jeblok, justru pemerintah memanfaatkan Pandemi Covid-19 untuk alasan menutupinya. Kurang jujur.

Selama ini Pemerintah khususnya Menkeu Sri Mulyani biasanya menggunakan alasan umum “ketidakpastian global” untuk menjelaskan (baca: mengkambing-hitamkan) kegagalan target target ekonomi termasuk APBN.

Kalau kini ada Covid-19, berarti ada alasan yang khusus, yang sungguh nyata.  Dulu Pemerintah Orde Baru juga menggunakan faktor atau argumentasi ketidakpastian global tapi target target umumnya tercapai sebab faktor ketidakpastian global sudah di internalkan kedalam prediksi atau perencanaan.

Memang harus begitu (diinternalkan) sebab ketidakpastian global itu sendiri selalu melekat alias pasti ada. Jadi tidak usah dijadikan kambing hitam kegagalan yang terus menerus. Bosan mendengarnya. Harus cerdaslah sedikit.

Jika demikian skenarionya, dapat diperkirakan utang negara akan semakin menggila dan mengancam atau menyulitkan keuangan negara, pemerintah dan generasi yang akan datang.

Lalu akankah Indonesia mengalami gagal bayar utang seperti Yunani? Sebagai anggota Uni Eropa, Yunani bisa mendapat pertolongan dari EU. Nah kalau Indonesia? Siapa yang akan mencaplok?. (Fahad Hasan)

Tags: fuad bawazier

Berita Terkait

Tetangga dan 40 Rumah Sekitar Ikut Menanggung Dosa Pelaku Zina Benarkah? Ini Kata Ustad Khalid Basalamah
Headline

Tetangga dan 40 Rumah Sekitar Ikut Menanggung Dosa Pelaku Zina Benarkah? Ini Kata Ustad Khalid Basalamah

06/06/2023 12:00 AM
Headline

Ganjar Bantah Hubungan Megawati dan Jokowi Retak Usai PDIP Umumkan Capres 2024

05/06/2023 11:00 PM
Pak Kapolri yang Atur, Biaya Perpanjang SIM A Ditentukan Segini, Selamat Tinggal Pungli
Headline

Pak Kapolri yang Atur, Biaya Perpanjang SIM A Ditentukan Segini, Selamat Tinggal Pungli

05/06/2023 10:00 PM

Discussion about this post

Recent News

Tetangga dan 40 Rumah Sekitar Ikut Menanggung Dosa Pelaku Zina Benarkah? Ini Kata Ustad Khalid Basalamah

Tetangga dan 40 Rumah Sekitar Ikut Menanggung Dosa Pelaku Zina Benarkah? Ini Kata Ustad Khalid Basalamah

06/06/2023 12:00 AM

Ganjar Bantah Hubungan Megawati dan Jokowi Retak Usai PDIP Umumkan Capres 2024

05/06/2023 11:00 PM
Pak Kapolri yang Atur, Biaya Perpanjang SIM A Ditentukan Segini, Selamat Tinggal Pungli

Pak Kapolri yang Atur, Biaya Perpanjang SIM A Ditentukan Segini, Selamat Tinggal Pungli

05/06/2023 10:00 PM
Ingin Ganjar Menang!! Jangan Sombong

Ingin Ganjar Menang!! Jangan Sombong

05/06/2023 9:20 PM
Kawal Kebijakan Ekspor Pasir Laut Jokowi, PDIP Ungkit Sedimentasi

Kawal Kebijakan Ekspor Pasir Laut Jokowi, PDIP Ungkit Sedimentasi

05/06/2023 9:00 PM
OJK Terbitkan Ketentuan Tingkatan Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dam Reasurans

OJK Bertekad Perkuat Perlindungan Investor Ritel Pasar Modal

05/06/2023 8:40 PM
Diam-diam Simpan Pesawat di Indonesia, Akal Bulus Iran Hindari Sanksi Amerika Serikat Dibongkar Media Asing

Diam-diam Simpan Pesawat di Indonesia, Akal Bulus Iran Hindari Sanksi Amerika Serikat Dibongkar Media Asing

05/06/2023 8:00 PM
Hercules Setop Dukung Hanya jika Prabowo Angkat Bendera Putih

Hercules Setop Dukung Hanya jika Prabowo Angkat Bendera Putih

05/06/2023 7:00 PM
Kisah Korban Penipuan Asuransi Rp 112 M di Manado, Tergiur karena Nama Sinarmas

Kisah Korban Penipuan Asuransi Rp 112 M di Manado, Tergiur karena Nama Sinarmas

05/06/2023 6:30 PM
PT Pertamina (Persero)

Direksi Pertamina Menjelang RUPS Bakal Beberkan Kinerja Keuangan

05/06/2023 6:15 PM

Populer

  • Covid-19

    Negara Bandara dan Pulaunya Disita RRC, Akibat Tak Bisa Bayar Utang

    670 shares
    Share 268 Tweet 168
  • Sepi Peminat, Jumlah Sponsor Formula E Jakarta 2023 Menurun Dari 31 Jadi 19 Perusahaan

    611 shares
    Share 244 Tweet 153
  • Islah Bahrawi Mengakui Dirinya Sebagai Mantan Narapidana

    1793 shares
    Share 717 Tweet 448
  • Beber Utang Negara Tembus Rp20.750 T,

    559 shares
    Share 224 Tweet 140
  • Terseret Kasus Reklamasi, MAKI Meminta Heru Budi Dipecat!

    6005 shares
    Share 2402 Tweet 1501

ABOUT US

Keuangan News

Follow us on social media:

  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
  • Advertisement
  • Privacy
  • Kontak Kami

© 2023 Keuangannews.id

No Result
View All Result
  • Nasional
    • Hukum
    • Kebijakan
    • Makro Ekonomi
    • Peristiwa
    • Politik
  • Internasional
    • Afrika
    • Amerika
    • Asia
    • Australia
    • Eropa
    • Timur Tengah
  • Keuangan
    • Asuransi
    • Leasing
    • Liputan Khusus
    • Perbankan
    • Syariah
    • UKM
  • Investasi
    • Emiten
    • Market / Pasar
    • Properti
  • Khazanah
  • Lifestyle
    • Teknologi
    • Tokoh
    • Travel
    • Wisata
  • Advertorial
  • KN English
  • Opini

© 2023 Keuangannews.id