KNews.id – Jakarta – Hilirisasi nikel telah menyumbangkan keuntungan ekonomi hingga ratusan triliun rupiah, berdasarkan klaim Joko Widodo. Jokowi beberapa kali memang kedapatan memamerkan hasil dari ‘program kebanggaannya’ itu.
Jokowi mengatakan, nilai ekspor dari hilirisasi tersebut naik yang signifikan. Ia sempat mengatakan, bahwa nilai ekspor hilirisasi nikel melejit berkali kali lipat dari yang hanya Rp 33 triliun menjadi Rp 510 triliun.
“Sekarang sudah US$ 34 billion nilai dari ekspor nikel kita, dari yang sebelumnya 33 triliun melompat jadi kira-kira Rp510 triliun,” ungkap Jokowi saat peresmian pabrik bahan anoda baterai lithium milik PT Indonesia BTR New Energy Material, di Kendal, Jawa Timur, dikutip Minggu (11/8/2024)
Impiannya pertama yang sudah terwujud ialah pembangunan smelter nikel dan turunannya di Morowali, di Weda Bay dan lokasi-lokasi lainnya yang sudah mulai berjalan.
Kedua, pada Agustus dan September, smelter dari Freeport dan Amman Mineral di Sumbawa dan Gresik juga akan berproduksi. Ketiga, Jokowi melanjutkan, bauksit di Mempawah Kalimantan Barat ditargetkan pada bulan depan akan mulai percobaan produksi.
“Kalau semuanya jadi, ekosistemnya akan terbangun, kita akan bisa masuk ke global supply chain yang akan memberikan nilai tambah yang besar baik masalah rekrutmen, tenaga kerja maupun pertumbuhan ekonomi kita,” ujarnya.
Jokowi pun sudah meresmikan pabrik bahan anoda baterai lithium milik PT Indonesia BTR New Energy Material, di Kendal, Jawa Timur. “Saya sangat menghargai kecepatan pembangunan pabrik ini. Baru 10 bulan yang lalu kita tandatangan di Beijing. Tau-tau pabriknya sudah jadi.
Ini yang namanya kecepatan dan negara yang cepat akan mengalahkan negara yang lambat dan kita sekarang sudah jadi negara yang cepat,” tandas Jokowi.