spot_img
Sabtu, April 20, 2024
spot_img

Negara BRICS, Venezuela dan Thailand Menolak Gabung dengan Koalisi AS Lawan Rusia

KNews – Negara BRICS, Venezuela dan Thailand menolak gabung dengan koalisi AS lawan Rusia. Di tengah deraan sanksi dan kutukan dari penjuru dunia, masih banyak negara yang mempertahankan hubungannya dengan Rusia. Mereka tidak tergoyahkan dengan seruan AS untuk bergabung dengan koalisi melawan Moskow.

“Presiden AS Joe Biden terus berupaya membujuk negara-negara netral, termasuk India, Brasil, Israel, dan negara-negara Teluk Persia, untuk menjatuhkan sanksi kepada Rusia, Menerapkan tekanan diplomatik ke pihak Rusia, dan memberikan bantuan militer ke Ukraina,” tulis kolumnis Lara Jakes dan Edward Wong dalam sebuah artikel untuk New York Times, baru-baru ini.

- Advertisement -

India dan Israel memiliki kerjasama dengan AS di bidang keamanan, tetapi sampai sejauh ini tidak ada dari mereka yang menyatakan keinginan untuk mengikuti seruan AS tersebut.

Washington kemudian memperluas koalisinya ke Kanada, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru. Langkah itu mendapat kecaman dari Beijing.

- Advertisement -

“Para pejabat AS menyadari tantangan dalam mencoba membujuk negara-negara lain untuk menyelaraskan kepentingan mereka dengan upaya AS dan Eropa untuk mengisolasi Rusia,” kata Jakes dan Wong dalam artikelnya.

Uganda, Pakistan dan Vietnam menuduh koalisi pimpinan AS berusaha melawan Rusia dengan meniadakan kemungkinan pembicaraan damai lewat bantuan militer ke Ukraina.

- Advertisement -

Barat juga meningkatkan tekanan pada Moskow untuk menjatuhkan sanksi, dengan beberapa negara mengumumkan pembekuan aset Rusia. Berbagai perusahaan pun meninggalkan negara itu.

Tidak berhenti sampai di situ deraan yang diterima Rusia, Uni Eropa bahkan telah menyetujui enam paket sanksi yang mempertimbangkan embargo bertahap pada impor batu bara dan minyak pada khususnya.

Namun, hingga saat ini Rusia berhasil memulihkan rubel. Itu karena Kremlin menjaga hubungan baiknya dengan  negara-negara BRICS, juga dengan Venezuela dan Thailand.

BRICS terdiri dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan. Ini adalah kelompok lima negara yang pertumbuhan ekonominya pesat. Akronim ini pertama dicetuskan oleh Goldman Sachs pada tahun 2001.

Apa yang dilakukan Barat adalah perang ekonomi yang tiada duanya, yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Kremlin mengatakan, kebijakan penahanan dan pelemahan Rusia adalah strategi jangka panjang Barat.

Sanksi itu sendiri akan berdampak luas bukan saja untuk Rusia, tetapi juga berimbas dan memberikan pukulan serius bagi seluruh ekonomi dunia.

Presiden Vladimir Putin pernah mengatakan,  tujuan utama Amerika Serikat dan Eropa adalah membuat kehidupan jutaan orang menjadi lebih buruk. (RKZ/rmol)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini