spot_img
Jumat, April 19, 2024
spot_img

Menghindari Perkataan Buruk

Oleh : Ustadz Fariq Gasim Anuz

 

- Advertisement -

 

Allah berfirman,

- Advertisement -

 لَّا يُحِبُّ ٱللَّهُ ٱلْجَهْرَ بِٱلسُّوٓءِ مِنَ ٱلْقَوْلِ إِلَّا مَن ظُلِمَ ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ سَمِيعًا عَلِيمًا

“Allah tidak menyukai ucapan buruk dengan terus terang (yang diucapkan) kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

- Advertisement -

(Surat An Nisa 148)

KNews.id- Allah membenci dan berhak menghukum orang yang berkata buruk. Perkataan buruk misalnya ghibah (menceritakan keburukan saudara kita), namimah (mengadu domba), mencela orang, memaki, berkata kasar, menuduh, merendahkan orang lain, memperolok-olok dan lain sebagainya.

Allah menyukai perkataan yang baik, seperti dzikir, ucapan berupa nasihat dan amar ma’ruf nahi mungkar yang diucapkan dengan ungkapan yang baik. Termasuk ucapan baik adalah salam, doa untuk saudara kita, pujian kepada orang lain untuk memotivasi orang yang dipuji atau selainnya.

Allah berfirman,

وَقُولُوا۟ لِلنَّاسِ حُسْنًا

“… dan ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia…”

(Surat Al Baqarah 83)

Jika kita membaca biografi para ulama, seringkali kita dapati  pujian dari mereka kepada sesama ulama yang  mereka kenal. Jika seorang ulama mendapati sesuatu kekeliruan dari temannya, ia mendatanginya dan menasihatinya secara empat mata. Ini menunjukkan kebersihan hati dan kerendahan hati mereka.

Marilah kita terus berusaha mendidik diri dan mendidik anak-anak kita agar membiasakan berbicara yang baik-baik tentang orang lain dan membiasakan mendoakan kebaikan untuk orang lain. Didiklah anak kita untuk selalu bersangka baik kepada sesama saudara. Didiklah anak kita dengan keteladanan agar tidak memiliki sifat sombong.

Boleh mengucapkan kata yang buruk jika kita dizalimi. Seperti mengemukakan kepada hakim atau pihak penengah tentang orang yang menzalimi kita tanpa berdusta, tidak menambah-nambah dan tidak sampai menyalahkan orang yang tidak berbuat zalim.

Hendaknya kita selalu merasa diawasi Allah bahwa Allah Mahamendengar setiap apa yang kita ucapkan. Allah Mahamengetahui niat kita saat berbicara.

Allah berfirman,

مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

“Tidaklah seseorang mengucapkan suatu ucapan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat)”

(Surat Qaf 18)

وَمَا كُنتُمْ تَسْتَتِرُونَ أَن يَشْهَدَ عَلَيْكُمْ سَمْعُكُمْ وَلَآ أَبْصَٰرُكُمْ وَلَا جُلُودُكُمْ وَلَٰكِن ظَنَنتُمْ أَنَّ ٱللَّهَ لَا يَعْلَمُ كَثِيرًا مِّمَّا تَعْمَلُونَ

وَذَٰلِكُمْ ظَنُّكُمُ ٱلَّذِى ظَنَنتُم بِرَبِّكُمْ أَرْدَىٰكُمْ فَأَصْبَحْتُم مِّنَ ٱلْخَٰسِرِينَ

“Kalian sekali-sekali tidak dapat bersembunyi dari kesaksian pendengaran, penglihatan dan kulit kalian (yang akan memberatkan) kepada kalian bahkan kalian mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kalian kerjakan.

Dan yang demikian itu adalah persangkaan kalian yang telah kalian sangka kepada Rabb kalian, Dia telah membinasakan kalian, maka jadilah kalian termasuk orang-orang yang merugi.”

(Surat Fushshilat 22 dan 23)

Kami adalah hamba-hamba yang lemah penuh dosa.

Hanya kepada Allah kami memohon perlindungan agar menjaga lisan kami.

Di antara doa yang diajarkan Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam,

اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ سَمْعِي ، وَمِنْ شَرِّ بَصَرِي ، وَمِنْ شَرِّ لِسَانِي ، وَمِنْ شَرِّ قَلْبِي ، وَمِنْ شَرِّ مَنِيِّيْ

Allahumma inni a’udzu bika min syarri sam’ii, wa min syarri basharii, wa min syarri lisaanii, wa min syarri qalbii, wa min syarri maniyyii.

“Ya Allah, aku memohon perlindungan pada-Mu dari keburukan pendengaranku, dari keburukan penglihatanku, dari keburukan lisanku, dari keburukan hatiku, serta dari keburukan air maniku (jika ditumpahkan di jalan yang tidak diridhaiNya)”. (AHM)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini