spot_img
Rabu, April 24, 2024
spot_img

Mengenal Donetsk dan Luhansk, Mengapa Rusia Dukung Kelompok Separatis di sana?

KNews – Mengenal Donetsk dan Luhansk, mengapa Rusia dukung kelompok separatis di sana? Donetsk dan Luhansk merupakan dua wilayah yang diakui oleh semua negara di dunia sebagai bagian dari Ukraina. Rusia pun sebelumnya demikian.

Hingga pada 21 Februari 2022 lalu, Rusia menarik ucapannya dengan menyatakan bahwa Donetsk dan Luhansk merupakan dua wilayah yang merdeka.

- Advertisement -

Hal ini menyiratkan jika Rusia dapat mengirimkan pasukannya ke Donetsk dan Luhansk dengan alasan untuk melindungi penduduknya.

Apa yang Sebenarnya Terjadi Donetsk dan Luhansk?

- Advertisement -

Oblast Donetsk dan Oblast Luhansk memiliki penduduk sebanyak 2,3 juta dan 1,5 juta orang yang sebagian besarnya adalah etnis Rusia yang berbahasa Rusia.

Oblast merupakan sebutan untuk wilayah administratif di Ukraina yang setara dengan provinsi di Indonesia.

- Advertisement -

Pada Februari 2014 terjadi kerusuhan Euromaiden di Ukraina yang berhasil menggulingkan Presiden pro-Rusia Viktor Yanukovych.

Sementara itu, Putin yang khawatir kehilangan pengaruhnya di Ukraina memerintahkan untuk menganeksasi kedua wilayah itu pada Februari dan Maret 2014.

Hal ini menimbulkan kekacauan di region Donbas, di timur Ukraina. Wilayah Donbas merupakan wilayah terdiri dari Oblast Donetsk dan Oblast Luhansk.

Para separatis di kedua wilayah itu pun didukung oleh Moskow dengan diberikannya bantuan kemanusiaan dan militer yang besar.

Deklarasi Kemerdekaan Secara Sepihak dari Kedua Oblast

Terdiri dari orang-orang yang tidak puas dengan Kyiv dan didukung oleh militer tidak resmi dari Rusia, Donetsk dan Luhansk mendeklarasikan kemerdekaannya pada Mei 2014.

Kedua wilayah tersebut memproklamirkan diri sebagai Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk yang tergabung ke dalam Novorossiya atau Rusia Baru.

Pada waktu itu, Rusia tidak mengakui kemerdekaan wilayah tersebut, walaupun di saat yang sama Rusia dicurigai mendukung pemberontakan di Donetsk dan Luhansk.

Rusia dianggap telah memasok peralatan militer dan mengirim pasukan ke wilayah Donbas. Belum lama ini bahkan negeri beruang tersebut mengirimkan bantuan vaksin ke sana.

Pertempuran di Donbas dan Perjanjian Minsk

Pasukan Ukraina bertempur dengan para pemberontak untuk merebut kembali dua wilayah tersebut. Akibatnya, lebih dari 14 ribu orang terbunuh dalam pertempuran ini.

Kesepakan damai pun dilakukan pada September 2014 yang dikenal sebagai Minsk I, dan pada Februari 2015 (Minsk II).

Kesepakatan itu menghasilkan genjatan senjata yang berakhir secara de facto bahwa sepertiga wilayah Donetsk dan Luhansk dikuasai oleh pemberontak.

Kemudian, wilayah tersebut akan diberikan status otonomi yang lebih tinggi jika kembali ke tangan Kyiv.

Pengaruh Rusia di Donetsk dan Luhansk

Setelah pernjanjian Minsk II, Rusia semakin memperkuat pengaruhnya di region Donbas dengan memberikan paspor dan kewarganegaraan Rusia bagi 800 ribu penduduknya.

Pada survey tahun 2021, menunjukkan mayoritas warga Donbas yang berada di bawah kendali Kyiv memilih untuk terus bergabung dengan Ukraina.

Di lain sisi, lebih dari setengah wilayah yang dikuasai pemberontak lebih menginginkan untuk ikut dengan Rusia.

Hingga pada akhirnya, parlemen Rusia mendesak Putin untuk mengakui kemerdekaan Donetsk dan Luhansk.

“Apa yang terjadi di Donbas hari ini adalah genosida,” tegas Putin dilansir dari The Quint mengacu pada tindakan militer Ukraina di wilayah tersebut. (RKZ/hops)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini