spot_img
Selasa, April 23, 2024
spot_img

Malaysia dan Korsel Menyepakati Pembayaran Pesawat Tempur dengan Minyak Sawit!

KNews.id- Malaysia adalah produsen minyak sawit terbesar kedua di dunia setelah Indonesia. Melimpahnya sawit di negeri jiran ini dimanfaatkan pemerintah Malaysia untuk pertukaran dagang. Malaysia yang berupaya untuk meningkatkan pertahanan negara,memutuskan untuk membeli jet tempur dari Korea Selatan.

Bersama Korean Aerospace Industries (KAI), Malaysia sepakati pembayaran pesawat dengan menggunakan sistem counter-trade seluruhnya atau sebagian, dengan barang atau jasa lain, bukan dengan uang.

- Advertisement -

Malaysia mengajukan sebagian pembayaran pembelian 18 pesawat Fighter Lead-In Aircraft/Light Combat Aircraft (FLIT/LCA) dilakukan secara counter-trade dengan menggunakan minyak sawit atau produk lainnya. Malaysia memberikan kepercayaan kepada perusahaan Kemalak Systems yang bermarkas di Selangor, yang merupakan mitra Korea Aerospace Industries.

Pertimbangan pembayaran juga tidak harus dalam bentuk minyak sawit, dimana terdapat 11 macam produk akhir minyak sawit termasuk oleochemical, biodiesel dan lainnya. Chief Financial Officer Kemalak Systems Sdn Bhd Mayor (B) Iswandi Mohd Sharif mengatakan bahwa “Korea Aerospace Industries (KAI) tidak mempermasalahkan persyaratan minyak sawit yang diajukan oleh pemerintah Malaysia,”

- Advertisement -

Korea Selatan menawarkan pesawat FA-50 Block 20 yang dikembangkan bersama dengan Lockheed Martin, dalam tender Kementerian Pertahanan untuk pengadaan pesawat FLIT/LCA untuk Royal Malaysian Air Force (RMAF).

Pesawat FA-50 Block 20 adalah varian terbaru dari FA-50 yang telah ditingkatkan dan dilengkapi dengan berbagai peralatan untuk memungkinkannya melakukan berbagai misi dan operasi, selain untuk melatih pilot.

- Advertisement -

Jet tempur ini dilengkapi dengan berbagai peralatan canggih seperti Sniper Advance Targeting Pod,  meriam 20 mm, rudal AIM-9, GBU-12 LGB Integration, GBU-38 JDAM  (Joint Direct Attack) dan rudal AGM-65 Maverick.  Air-To-Air Refuelling Probe (AAR Probe) untuk pengisian bahan bakar di udara dan Link 16 Block Upgrade 2.

Ia menambahkan bahwa KAI dan Kemalak Systems juga telah bertemu dengan Malaysia Palm Oil Board (MPOB). Pembayaran disepakati hingga 50 persen dalam bentuk produk kelapa sawit yang dihasilkan dari komoditas tersebut.

Sementara pembayaran pesawat tempur setidaknya sebanyak 2 miliar RM akan di bayar melalui perdagangan barter. Sebelumnya dikabarkan bahwa beberapa perusahaan peserta tender FLIT/LCA, terutama dari negara Barat, tidak setuju pembayaran menggunakan minyak sawit atau komoditas lainnya. Perusahaan yang terlibat dikatakan ingin pembayaran pesawat dilakukan secara tunai.

India, Pakistan, China, atau Rusia yang mengikuti tender ini, tidak kesulitan menerima pembayaran dalam bentuk minyak sawit, karena ketiga negara tersebut merupakan importir utama minyak sawit dari Malaysia. Panglima Tentara Malaysia, Jenderal Tan Sri Affendi Buang mengatakan bahwa delapan perusahaan Original Equipment Manufacturer (OEM) telah menanggapi Permintaan Informasinya.

Ia menambahkan perusahaan ini diantaranya adalah  Korea Aerospace Industries (KAI) FA-50, JF-17 daripada Pakistan Aeronautical Complex/Chengdu Aircraft Industry Group, Hongdu L-15B, HAL Tejas, Yakovlev Yak-130, Leonardo M346, Saab Gripen dan Boeing T-7 Red Hawk. Sementaraa itu belum diketahui berapa perusahaan yang mengikuti tender pengadaan pesawat FLIT/LCA Kementerian Pertahanan Malaysia. (AHM/mdipkuan)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini