Sekretaris Perusahaan ANTM Syarif Faisal Alkadrie mengatakan, produk emas menjadi kontributor terbesar dengan proporsi 69% terhadap total penjualan ANTM, dengan nilai penjualan mencapai Rp31,63 triliun.
Sepanjang 2022, volume penjualan logam emas mencapai 34,97 ton, tumbuh 19% jika dibandingkan penjualan 2021 sebesar 29,39 ton. Atas capaian penjualan emas tersebut, tahun lalu ANTM kembali mencatatkan tingkat penjualan tertinggi produk emas sepanjang sejarah Perusahaan.
Adapun volume produksi emas pada 2022 tercatat 1,27 ton, yang dihasilkan dari tambang emas milik ANTM.
Sementara itu, feronikel merupakan kontributor terbesar kedua penjualan ANTM, dengan kontribusi sebesar Rp 6,85 triliun atau 15% dari total penjualan konsolidasian tahun 2022. Kontribusi penjualan segmen nikel (produk feronikel dan bijih nikel) pada 2022 mencapai Rp 12,03 triliun, tumbuh 12% dari penjualan 2021 sebesar Rp 10,74 triliun.
Faisal mengatakan, secara umum kondisi volatilitas harga nikel global yang signifikan dipengaruhi dinamika kondisi geopolitik dan ekonomi global serta kebijakan lockdown di kawasan Asia Timur. Sentimen ini turut mempengaruhi tingkat penyerapan produk nikel di pasar ekspor maupun di dalam negeri pada medio triwulan kedua tahun 2022.
“Menyikapi hal tersebut, ANTM memitigasi setiap risiko dan peluang yang ada secara berkesinambungan melalui upaya pengembangan pasar dan diversifikasi pelanggan di dalam maupun di luar negeri,” kata Faisal dalam siaran pers, Minggu (26/3).