KNews.id- Bertahun-tahun menelan kerugian, emiten produsen baja pelat merah, PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) menyampaikan prognosa laba bersih perseroan pada kuartal I-2020 sebesar US$ 20 juta atau sekitar Rp 320 miliar dengan asumsi kurs Rp 16.000/US$ dibandingkan dengan periode yang sama 2019.
Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim menjelaskan, prognosa perolehan laba bersih ini disebabkan karena perusahaan telah melakukan restrukturisasi utang besar-besaran pada awal tahun ini. Dengan demikian, beban utang perseroan mengalami penurunan.
“KRAS sudah bukukan profit setelah 8 tahun rugi. Bottom line [laba bersih] sudah positif di Q1, dari prognosa kemarin, sekitar US$ 20 juta di Q1-2020,” terang Silmy Karim, Jumat (27/3) di Jakarta.
Sebagai perbandingan, pendapatan KRAS di kuartal I-2019 turun menjadi US$ 418,98 juta dari periode yang sama 2018 yakni US$ 486,17 juta, dengan menderita rugi bersih US$ 62,32 juta dari sebelumnya rugi bersih US$ 4,87 juta.
Pada awal tahun ini, emiten dengan kode saham KRAS ini sudah menyelesaikan proses restrukturisasi utang senilai US$ 2 miliar atau setara Rp 27,22 triliun (asumsi kurs Rp 13.611/US$ pada Januari). Ini merupakan restrukturisasi utang terbesar yang pernah ada di Indonesia.
Restrukturisasi ini melibatkan 10 bank nasional, swasta nasional dan asing. Penandatangan perjanjian restrukturisasi ini dilakukan untuk transformasi bisnis KRAS menjadi lebih sehat.
Silmy tak muluk-muluk, di tengah pandemi COVID-19 yang melanda berbagai negara, torehan rapor biru “bottom line” perusahaan dapat dipertahankan hingga pengujung tahun.
Strategi yang dijalankan perusahaan baja ini dengan melakukan pengaturan arus kas dan menjaga keberlanjutan usaha. Silmy mengakui, pandemi corona menyebabkan permintaan baja menjadi lebih rendah dari biasanya karena aktivitas produksi banyak disetop sementara.
“Kita harap di kuartal ketiga dan keempat pasar sudah kembali normal. Harapan kami 2020 bisa untung walau kondisi COVID-19,” imbuh Silmy. (Fahad Hasan&DBS)