spot_img
Rabu, April 24, 2024
spot_img

Ketika Diaz Hendropriyono-Deddy Corbuzier Duet Nyinyir ke Santri Penghapal Al-Quran

KNews.id – Setelah Uki eks Noah viral karena bersuara bahwa musik itu haram, kini giliran sejumlah santri yang kena bully karena dalam video mereka terlihat menutup kuping saat mengantri vaksinasi. Mereka tidak mau mendengar musik. Ketua Umum Partai Keadilan Persatuan Indonesia Diaz Hendropriyono pun mengolok-olok mereka.

Berdasarkan suara yang merekam video tersebut, para santri itu disebut sebagai santri ma’had tahfidz Alquran. Entah di mana lokasinya, namun para santri terlihat berada dalam satu ruangan lumayan besar dan mereka duduk berjajar-jajar, memenuhi bangku yang disediakan panitia. Mereka kompak menutup telinga karena enggan mendengar musik yang diputar di area vaksinasi tersebut.

- Advertisement -

Setelah dibagikan di media sosial, video itu pun mengundang cibiran bahkan dari tokoh publik, Diaz Hendropriyono. Ia memposting ulang video tersebut di Instagramnya, dengan menyebut santri-santri tersebut salah mendapat pendidikan.

“Sementara itu… Kasian, dari kecil sudah diberikan pendidikan yang salah. There’s nothing wrong to have a bit of fun!!,” tulis Diaz Hendropriyono.

- Advertisement -

Di slide kedua, Diaz membagikan video sejumlah orang berpakaian Timur-Tengah sedang menari-nari bahkan ditemani sejumlah wanita.

Deddy Corbuzier ikut nyinyir di kolom komentar postingan itu. “Mungkin mereka lagi pakai airpod. Terganggu.. ye kaann,” tulis Deddy.

- Advertisement -

Postingan itu pun langsung menuai beragam komentar netizen. Hingga Selasa malam, postingan mengundang  12 ribu lebih komentar. Beberapa ikut berdiri di belakang sikap Diaz, dan Deddy, namun komentar di dominasi mereka yang mengkritik sikap kedua publik figur itu yang dinilai intoleran padahal selama ini mengaku-ngaku menjunjung tinggi perbedaan.

“Pengen bilang aja hargai perbedaan dan keyakinan masing2. Setiap orang punya jalanan nya masing2. Jika itu yang mereka pilih tetap hargai tanpa harus komentar yang kita tidak ada urusan dengan mereka. Sebagian yang mempercayai bahwa musik itu haram ya dibiarkan saja. Itu keyakinan mereka. Kemudian selain dari umat muslim berkomentar sangat tidak ada etika nya. Paham. Katanya bhineka tunggal Ika katanya menjungjung tinggi HAM dan perbedaan. Itu saja sih,” tulis akun @windia******.

“Fun menurut anda, beda dengan fun menurut mereka. Anak-anak ini lebih beradab. Mereka gak egois dengan meminta musik dimatikan. Bisa aja padahal mereka minta kepada panitia untuk menghentikan musiknya. Tapi, adab dan ilmu mereka lebih tinggi. Toleransi mereka lebih tinggi. Mereka gak mau mengganggu kesenangan orang. Jadinya mereka yang berusaha menutup telinga. Jangan teriak toleransi, kalau masih nyinyir ama kesenangan orang lain, yang jelas-jelas gak mengganggu orang lain,” komentar akun lain @nia*******.

Seorang Netizen yang berdampingan pendapat dengan Diaz mencuit di Twitter: @David*****. “Ada yang tahu ini dari santri mana? Lebay banget sampai menutup kupingnya. Indoktrinasi mengharamkan musik ini gak beda jauh dengan Taliban, ISIS, Al Qaeda & Wahabi Takfiri,” tulisnya.

Dalam postingan di Twitter Gus Nadir, cendekiawan Nahdlatul Ulama, angkat suara. Ia menolak untuk menyebut para santri itu seperti Taliban karena sikapnya menolak mendengarkan musik.

Dalam tradisi santri, menjaga hafalan itu salah satunya dengan tidak melakukan perbuatan yang mengarah pada kemaksiatan, dan musik juga dianggap bisa mengganggu hafalan.

“Gak harus buru-buru dianggap kayak Taliban. Hukumnya mendengarkan musik itu ada ulama yang bilang haram, dan ada yang bolehin. Kita hormati saja. Bagi yang bilang boleh, alasannya ada di gambar: Syekh Yusuf Qaradhawi, Kitab Nailul Awthar dan al-Fiqhul Islami Syekh Wahbah” tulis Gus Nadir dikuti akun Twitter-nya, Selasa (14/9/2021).

“Ulama yang bilang haram juga punya dasar rujukan. Pada titik ini ya kita saling hormat saja terhadap pilihan yang berbeda,” ungkapnya.

“Bagi yang bilang haram, mendengarkannya dianggap berdosa dan bisa membuat hafalan Quran menjadi lupa. Bagi yang bilang boleh, mendengarkan musik dapat melalaikan untuk murajaah (mengulang hafalan Alquran-red),” jelasnya.

Seorang netizen berpendapat bahwa sebaiknya mereka meminta musik dimatikan, tetapi Gus Nadir justru mengapresiasi sikap para santri yang tidak meminta apalagi memaksa panitia untuk mematikan musik.

“Justru disana terlihat toleransi ustad dan santri untuk memilih menutup telinga dan menjaga diri ketimbang memaksakan paham mereka dengan cara kekerasan,” katanya.

“Bukankah esensi toleransi ada di sana? Jadi jangan buru-buru mengaitkan mereka dengan paham Islam garis keras hanya karena mereka berbeda pemahaman,” pungkasnya.

Direktur Wahid Institute tersebut memberikan dua catatan di balik polemik sikap para santri tersebut yang dituding radikal.

“1. Saya senang para gurunya mengatur agar mereka divaksinasi. Dengan divaksin, mereka bukan saja melindungi dirinya tetapi juga orang-orang disekelilingnya dari ancaman covid 19,” tulisnya.

“2. Menghafal Quran bukan pekerjaan yang mudah. kawan baik saya, Gus Fatir dari pesantren @ponpespi_alkenaniyah belajar menghafal AlQuran sejak usia 5 th. Beliau mengatakan bahwa memang dibutuhkan suasana tenang dan hening agar lebih bisa berkonsentrasi dalam upaya menghafal Quran. Jadi kalau anak-anak ini oleh gurunya diprioritaskan untuk fokus pada penghafalan Quran dan diminta untuk tidak mendengar musik, itu bukanlah indikator bahwa mereka radikal,” tambahnya.

Lebih lanjut, putri sulung Gus Dur tersebut meminta semua pihak untuk bersikap bijaksana dalam menanggapi suatu fenomena atau peristiwa.

Ia mengingatkan jangan mudah untuk memberi label pada seseorang itu radikal atau kafir.

“Yuk kita lebih proporsional dalam menilai orang lain. Janganlah kita dengan gampang memberi cap seseorang itu radikal, seseorang itu kafir dll. Menyematkan label pada orang lain hanya akan membuat masyarakat terbelah. Mari kita belajar untuk lebih saling mengerti satu sama lain, dan itu bisa dimulai dengan memahami dan menerima bahwa nilai yang kita anut tidak perlu sama untuk bisa tetap bersatu sebagai bangsa Indonesia. Buat adik-adik ma’had tahfidz, semangat terus ya dalam upaya menghafal Al Quran. Semoga Allah SWT memberikan barokah berlimpah untuk kalian semua,” harapnya.(fey)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini