spot_img
Kamis, Maret 28, 2024
spot_img

Kemana Arah Dua Pemimpin yang Berbeda!

Oleh: Sutoyo Abadi (Koordinator Kajian Politik Merah Putih)

KNews.id- Gubernur DKI Jakarta melakukan kunjungan kerja di Eropa, diketahui ada tiga negara didatangi Anies Baswedan, yakni, Inggris, Jerman, dan Perancis selama delapan hari. Tujuan dari kunjungan Anies ketiga negara Eropa tersebut untuk membahas kerja sama pembangunan Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta.

- Advertisement -

Menindaklanjuti kerja sama transportasi, termasuk pembiayaan MRT tapi juga transportasi lainnya,”. Membahas rencana kerja sama sister city (kota kembar) dan smart city (kota cerdas). Saat ini, Jakarta sudah memiliki kerja sama sister city dengan sejumlah kota di dunia di antaranya Jeddah, Seoul, Islamabad, Rotterdam, Tokyo, Los Angeles, Casablanca, dan Beijing. Kemudian, Arkansas, Berlin, New South Wales, Paris, Bangkok, Hanoi, Istanbul, Maputo, Kyiv, Moskow, Al Qud’s As-Shareef atau Jerusalem, Pyongyang, hingga Budapest.

Kolaborasi antara Jakarta dengan Inggris dalam berbagai program terkait iklim apalagi Jakarta memiliki target untuk mencapai zero emission (emisi nol) pada tahun 2050. Anies Baswedan ( AB ) dilantik pada 16 Oktober 2017, masa jabatan Anies Baswedan akan berakhir tepat lima tahun setelah pelantikan, yakni 16 Oktober 2022.

- Advertisement -

Kenapa Anies yang kita sentuh (tidak ada niat mengabaikan tokoh bangsa lainnya) karena Anies memiliki agenda kedepan sebagai kandidat Capres pada Pilpres 2024. Anies pasti menyadari masa bhaktinya sebagai gubernur akan berahir 16 Oktober 2022. Untuk apa melakukan kunjungan kerja dan membahasa program zero emission (emisi nol) pada tahun 2050.

Nuansa kerja politik tidak bisa dinafikan. Dalam suasana yang berbeda Bung AA. LaNyalla Mahmud Mattalitti, yang sedang menjalankan umroh terpantau melakukan kegiatan politik yang cantik dan cerdas.

- Advertisement -

Bisa saja kecerdasan AB melampaui pemikiran hanya sesaat dan kekinian, Dia  memiliki sejarah dan darah sebagai juang pasti melintas dalam benak pikiranya bukan hanya masa kekinian atau hanya berpikir masa depan DKI tetapi masa depan Indonesia. Sebab peluang sebagai RI. 1 pada Pilpres 2024 terbuka dengan segala peluang dan kemungkinannya. Potensi keilmuan, kemampuan dan integritasnya akan mengawal karir politiknya ke masa depan.

Sampai disini terlintas realitas apa yang sedang dan akan terjadi  pada Presiden JW., kalau aman akan berakhir pada tahun 2024. Politik yang dimainkan selama ini sebagai presiden memiliki residu dan resiko politik yang sangat besar.

Bisa jadi akan berahir dengan menyandang gelar sebagai pahlawan Bapak Pembangunan infrastuktur. Tetapi sejarah gelap bisa terjadi sebaliknya sebagai Presiden terburuk dan berakibat resiko hukum atas kesalahannya selama menjabat sebagai presiden. Kesalahan seorang pemimpin tidak akan berubah karena perjalanan waktu (Muhammad Abduh).

Agak sulit dianalogikan dua figur AB dengan JW dalam karir dari ahir perjalanan politiknya dengan kapasitas wawasan dan intelektual, integritas, kapasitas dan potensi keilmuan yang yang berbeda, masing melekat dalam dirinya.

Pada saat yang sama kunjungan keluar negeri – JW ke Amerika dan AB ke Eropa. Dalam kapasitas yang berbeda JW sebagai Presiden dan AB sebagai Gubernur tetapi akan membawa resonansi dan kilas balik politik yang berbeda.

JW beserta semua kroninya  harus bisa mengamankan masa jabatannya berakhir sementara AB akan melompat dan meneruskan karir politiknya yang lebih besar. Searah dengan kehendak alam dampak politiknya dari kedua pemimpin tersebut akan berbeda. Kedua pemimpin tersebut terus bergerak menjalankan aksinya: -“Aksi tanpa teori tidak akan efisien atau tidak akan berhasil melakukan perubahan yang mendasar, kita tidak dapat membebaskan manusia tanpa sadar. Di pihak lain, teori tanpa aksi tidak akan mendapat watak ilmiah yang sejati karena tidak ada jalan lain untuk mengu­ji teori kecuali melalui aksi’’_ ( Ernes Mandel ).

Dalam tanbih Syaikhuna al Mukarom Ahmad ShohibulwafaTajul Arifin ra : Setinggi-tingginya tahu, sedalam – dalamnya tahu. Seluas-luasnya tahu, belum tentu mengerti. Sedalam – dalamnya mengerti, seluas- luas mengerti, belum tentu merasa.

Seorang pemimpin harus tahan dan legawa dengan jiwa negarawan mau dan mampu menerima kritik dan tahan berdebat dalam sebuah tekanan, tidak sebaliknya “Ketika kalah dalam debat, dan rentan kritik – fitnah menjadi alat bagi pecundang.” – Socrates. Muncul makhluk Buzer kerjanya hanya fitnah dan adu domba.

Pilpres mendatang  masih cukup waktu, semoga Polres 2024 berjalan aman dan lancar, berjalan jujur dan adil jauh dari macam-macam rekayasa tipuan . “The ballot is stronger then the bullet”, kata Presiden Amerika Abraham Lincoln. Ya, dalam pemilu, suara lebih kuat dari peluru. Bagi JW bisa mengahiri masa jabatannya dengan aman. (AHM)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini