spot_img
Rabu, April 24, 2024
spot_img

Jokowi Gagal Atasi Kemiskinan

Sedangkan kemiskinan Malaysia dengan garis kemiskinan yang sama hanya 0,4 persen pada 2015. Artinya, tingkat kemiskinan Malaysia saat ini kemungkinan besar sudah nol. Sedangkan kemiskinan Thailand dengan garis kemiskinan yang sama juga sangat rendah, hanya 0,7 persen pada 2020.

Vietnam yang baru menata kembali ekonominya pada 1986, hanya mempunyai tingkat kemiskinan 5,3 persen pada 2018. Padahal, negara berjuluk Naga Biru itu telah mengalami perang berkepanjangan dengan Perancis (1946-1954) dan Amerika Serikat (1954-1975), kemudian dengan China (1979-1991).

- Advertisement -

“Saat ini tingkat kemiskinan Vietnam tersebut pasti sudah jauh lebih rendah lagi,” ungkap Anthony.

Dia menegaskan, data yang disajikan Bank Dunia tersebut sangat jelas menunjukkan pemerintahan Jokowi gagal mengatasi kemiskinan.

- Advertisement -

Padahal, menurutnya, tahun 2022 yang lalu merupakan kesempatan sangat langka bagi pemerintah untuk mengurangi tingkat kemiskinan. Karena pendapatan negara pada 2022 naik drastis akibat kenaikan harga komoditas.

Realisasi pendapatan negara 2022 naik Rp623 triliun (31,1 persen) terhadap 2021, dan lebih tinggi Rp780 triliun (42,3 persen) dari yang dianggarkan di dalam APBN 2022.

- Advertisement -

“Ternyata, pemerintah gagal memanfaatkan kenaikan pendapatan ini untuk mengurangi tingkat kemiskinan. Entah tidak mampu atau tidak mau,” tuturnya.

Tetapi, apapun alasannya, masyarakat melihat telah terjadi proses pemiskinan, yang membuat angka kemiskinan naik 0,03 persen atau 200 ribu penduduk selama periode Maret 2022 hingga September 2022.

Anthony menengarai beberapa penyebab utama kenaikan kemiskinan ini. Pertama, kenaikan pajak (PPN) pada 1 April 2022, yang membuat harga barang-barang konsumsi naik.

Kedua, kenaikan harga komoditas pangan dan inflasi global. Salah satunya harga minyak goreng yang melonjak tajam, bahkan sempat langka akibat korupsi izin ekspor, yang pelakunya hanya dihukum sangat ringan, padahal kelangkaan minyak goreng sempat memakan dua korban jiwa antrian minyak goreng yang “meng-ular”.

Ketiga, kenaikan harga BBM pertalite dan solar pada 3 September 2022 dengan alasan APBN akan jebol karena subsidi BBM. Itu kemudian dikoreksi menjadi subsidi energi, mencapai Rp502 triliun, yang kemudian dipropagandakan akan naik lagi menjadi Rp700 triliun, akibat kenaikan konsumsi BBM.

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini