David tak menampik, bahwa seiring dengan kebijakan moneter The Fed dan bank sentral global yang memperketat kebijakan moneternya, rupiah masih akan melemah hingga akhir tahun.
“Kelihatannya (rupiah) masih ada tekanan. Overshot ada dalam jangka pendek, namun awal tahun ada stabilisasi,” kata David lagi.
Hal serupa juga disampaikan oleh Direktur Eksekutif atau Kepala Ekonomi Segara Research Institute Piter Abdullah. Menurut Piter saat ini masih ada rupiah untuk melemah.
“Saya perkirakan angka-angka dari nilai tukar rupiah ditahan BI bukan pada level tertentu, namun agar volatilitas lebih stabil,” jelas Piter.
“Agar volatilitas tidak terlalu lebar dan itu diperkirakan di atas Rp 15.000 dan akan pelan-pelan ke ekuilibriumnya yang baru,” kata Piter lagi.
Jika benar pelemahan rupiah terus berlanjut di atas level Rp 15.000/US$ sampai akhir tahun, maka asumsi pemerintah untuk nilai tukar rupiah dalam APBN 2022 akan meleset.
Pada APBN, kurs dipatok sebesar Rp 14.350 per US$. Sementara menurut perubahan APBN sesuai Peraturan Presiden No.98 tahun 2022, kurs dipatok Rp 14.450 per US$. (Ach/Cnbcind)