KNews.id – Jakarta – Tubuh manusia adalah sistem yang kompleks dan cerdas. Ia terus-menerus berkomunikasi dengan kita, memberikan sinyal tentang apa yang dibutuhkan dan apa yang tidak beres. Seringkali, kita mengabaikan sinyal-sinyal ini, terutama yang berkaitan dengan perpisahan, baik itu perpisahan fisik dalam hubungan interpersonal maupun perpisahan biologis menjelang kematian.
Sinyal-sinyal tubuh ini bisa muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari gangguan tidur hingga perubahan berat badan. Penting untuk memahami bahwa setiap individu mungkin mengalami gejala yang berbeda.
Oleh karena itu, mendengarkan tubuh dan memperhatikan perubahan sekecil apa pun adalah kunci untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan. Mari kita telaah lebih dalam tentang bagaimana tubuh kita berbicara dan apa yang ingin disampaikannya. Jangan abaikan bisikan tubuh Anda, karena bisa jadi itu adalah pesan penting yang perlu Anda dengar.
Sinyal Perpisahan Fisik dalam Hubungan Interpersonal
Perpisahan dalam hubungan interpersonal seringkali menimbulkan dampak emosional yang mendalam. Dampak ini tidak hanya terasa secara psikologis, tetapi juga dapat memengaruhi kondisi fisik seseorang. Tubuh memberikan sinyal-sinyal tertentu sebagai respons terhadap stres dan kesedihan yang dialami saat berpisah.
Salah satu sinyal yang umum adalah gangguan tidur dan gelisah. Perpisahan dapat menyebabkan insomnia dan kecemasan yang signifikan, mengganggu siklus tidur normal. Selain itu, beberapa orang juga mengalami sakit dada, meskipun bukan sakit fisik yang sebenarnya, rasa sesak di dada seringkali dikaitkan dengan emosi yang kuat seperti kesedihan dan kehilangan.
Gangguan kulit seperti jerawat dan rambut rontok juga bisa menjadi sinyal perpisahan dari tubuh. Stres akibat perpisahan dapat memicu masalah kulit karena peningkatan hormon stres. Nyeri otot, ketegangan otot, dan kram juga dapat terjadi akibat stres dan kegelisahan yang berkepanjangan. Perubahan berat badan, baik penurunan maupun peningkatan, juga merupakan respons umum terhadap stres perpisahan.
Peran Hormon dalam Hubungan dan Sinyal Tubuh
Seorang ahli berbagi bagaimana hormon seseorang dapat membantu mereka menentukan apakah mereka bersama pasangan romantis yang tepat atau tidak. Hormon memainkan peran penting dalam hubungan dan dapat memengaruhi bagaimana kita merasakan dan merespons pasangan kita. Ketidakseimbangan hormon dapat menjadi sinyal bahwa ada sesuatu yang tidak beres dalam hubungan tersebut.
Mike Kocsis, ahli kesehatan hormon dari Balance My Hormones, menjelaskan bahwa jika Anda sering merasa lelah atau cemas di sekitar pasangan Anda, kemungkinan besar kadar kortisol Anda sangat tinggi. Kortisol adalah hormon stres utama yang meningkat saat Anda mengalami stres emosional atau fisik.
“Kortisol adalah hormon stres utama yang meningkat saat Anda mengalami stres emosional atau fisik. Hormon ini dirancang untuk membantu Anda tetap waspada dan bereaksi cepat saat menghadapi bahaya,” ungkapnya kepada The Mirror. “Namun dalam hubungan yang sulit — seperti hubungan yang terasa tidak aman, tidak terduga, atau terlalu menuntut — tubuh Anda dapat menafsirkan interaksi sehari-hari sebagai ancaman, yang menyebabkan Anda terus-menerus berada dalam mode melawan atau lari tingkat ringan.”
Memperhatikan Hormon Serotonin dan Keseimbangan Emosional
Jika Anda lebih pemarah atau sedih dari biasanya, kadar serotonin Anda kemungkinan besar tidak seimbang. Serotonin mengawasi suasana hati, tidur, keseimbangan emosional, dan bahkan ingatan Anda. Kadar serotonin yang tinggi membantu Anda merasa mantap, tenang, dan puas dalam hubungan yang bahagia dan sehat.
Namun, jika suatu hubungan melelahkan secara emosional, tidak aman, dan menjadi sumber konflik terus-menerus, kadar serotonin dapat menurun. Penurunan ini dapat menyebabkan mudah tersinggung, ketidakstabilan emosi, dan gejala depresi. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan perubahan suasana hati dan emosi Anda sebagai sinyal dari tubuh Anda.
Selain itu, jika seks tiba-tiba terasa seperti tugas, itu bisa jadi hormon Anda memberi tahu Anda bahwa ada sesuatu yang salah. Perubahan dalam libido dan respons seksual dapat menjadi indikasi adanya masalah dalam hubungan yang perlu diatasi.
- Perhatikan kadar kortisol
- Perhatikan kadar serotonin
- Perhatikan perubahan libido
Tanda-Tanda Lain yang Menunjukkan Hubungan Tidak Sehat
Selain memperhatikan sinyal-sinyal dari tubuh dan hormon, ada tanda-tanda lain yang menunjukkan bahwa hubungan Anda mungkin sedang tidak baik. Merasa terpisah secara emosional dari pasangan terkadang bisa jadi situasional, tetapi bisa juga berarti sesuatu yang lebih dalam yang tidak boleh diabaikan.
Rasa dendam adalah tanda lain bahwa Anda mungkin telah meninggalkan hubungan Anda. Jessen James, pakar perilaku manusia dan mantan perawat psikologis, berbagi dengan Daily Mail bahwa “Rasa dendam tidak hilang dengan sendirinya. Akar penyebabnya perlu ditangani dan dikomunikasikan secara terbuka untuk melihat apakah itu sesuatu yang dapat Anda maafkan, jangan tekan perasaan Anda.”
Jika pertengkaran dengan pasangan tidak pernah terselesaikan, itu juga bisa menjadi petunjuk bahwa sudah saatnya untuk mempertimbangkan kembali hubungan tersebut. Jika Anda terus jatuh ke dalam perangkap yang sama dan merasa seperti berada di roda hamster setelah mencoba menyelesaikan perbedaan, tanyakan pada diri sendiri apakah hubungan tersebut menguntungkan Anda berdua dan jika tidak, mungkin sudah saatnya untuk berpisah secara damai.