spot_img
Sabtu, April 20, 2024
spot_img

Jadi Produsen Blue dan Green Ammonia, Ini Jurus Pupuk Indonesia…

KNews.id – PT Pupuk Indonesia (Persero) berkomitmen mendukung program pengurangan emisi karbon Indonesia melalui pengembangan ammonia bersih. Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury menyebut bahwa green and blue ammonia sebetulnya bukan semata-mata inisiatif energi saja, tapi secara masif di dunia saat ini sedang terjadi upaya menurunkan emisi

“Dan salah satu sektor yang bisa menurunkan emisi itu amonia dan pupuk. Jadi upaya mendorong memproduksi blue green ammonia bukan hanya terkait energi aja tapi juga di bidang pangan. Jangan sampai industri pangan jadi kambing hitam penyebab emisi,” katanya dalam Power Lunch CNBC Indonesia, Selasa (17/4).

- Advertisement -

Dengan berkembangnya industri kendaraan listrik maka sebagian orang menyampaikan masa depan energi ada di listrik. Namun listrik tidak bisa ditransportasikan, sedangkan yang mudah ditransportasikan secara mudah ada gas dan BBM seperti saat ini.

“Masyarakat melihat yang berpotensi di green hydrogen, ini sangat susah ditransportasikan, kalau dalam bentuk amoniak masih lebih mudah ditransportasikan. Namun dunia melihat green hydrogen berkaitan dengan amoniak sangat tinggi sekali, kita lihat ada kesempatan untuk melakukan,” sebutnya.

- Advertisement -

Salah satu yang berpotensi digunakan dengan produksi amonia misalnya dengan yang dilakukan pupuk Iskandar muda. Apalagi posisinya berdekatan dengan sumur-sumur minyak gas yang usianya sudah lama dan berpotensi digunakan sebagai sumur injeksi untuk produksi blue amonia.

“Ke depannya dengan lokasi di Aceh bisa potensi membangun kawasan untuk pengembangan green ammonia ke depan, yang kebutuhan di negara lain sangat tinggi dan ini berpotensi baik untuk kita lakukan,” sebut Pahala.

- Advertisement -

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman menyebut Pupuk Indonesia siap menjadi produsen blue dan green ammonia. Pupuk Indonesia memiliki kapasitas terpasang produksi ammonia sebesar 6,5 juta ton. Dari jumlah itu, baru 5,5 juta ton ammonia yang diproduksi untuk menghasilkan 8,8 juta ton pupuk urea. Sedangkan sisanya diekspor keluar negeri.

Bakir menjelaskan untuk ammonia sendiri memang ada aturan mainnya dimana ada yang dialokasikan untuk kebutuhan energi dan pangan. Untuk energi bisa menggunakan grey ammonia sedangkan untuk pangan menggunakan blue dan green ammonia.

“Jadi ammonia untuk energi itu kan ada beberapa persyaratan bahwa kalau bikin amonia blue, CO2 yang dihasilkan dari pabrik amonia itu harus diinjeksikan kalau di Aceh ada sumur-sumur bekas yang bisa kita injeksikan, kita masukkan ke sana ada teknologi subsurface yang harus dipelajari. Teknologi ini masih terus dikembangkan,” tuturnya.

Untuk hal ini Pupuk Indonesia tidak berjalan sendiri. Setidaknya Pupuk Indonesia memiliki 8 MoU untuk pengembangan pabrik blue ammonia.

“Kalau sama perusahaan Jepang semua kerja samanya dengan Pupuk Indonesia dan kita punya tim bersama untuk pengembangan ini. Kita melaksanakan studi bersama baik dari Jepang maupun Indonesia karena kami pemain amonia. Sehingga bisa dimanfaatkan untuk kepentingan nasional,” sebutnya.

Bukan hanya Jepang, Pupuk Indonesia berpartner dengan perusahaan asal Timur Tengah yang menghasilkan green ammonia. Kabarnya, financial closing untuk pengembangan green ammonia di Indonesia sudah dilakukan. Dengan begitu, Pupuk Indonesia mendapat dengan mudah menjadi produsen blue dan green ammonia.

“Semoga ini bisa jadi jalan tapi butuh waktu. Tahun 2030 itu ada komitmen dari Jepang untuk membeli 3 juta ton. Ini menjadi satu-satunya negara yang punya komitmen beli green ammonia. Mudah-mudahan kita bisa kembangkan di sini tetapi tidak menutup kita bisa kembangkan ke tempat lain,” tutup Bakir. (Hfz/CNBC)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini