spot_img
Sabtu, Mei 4, 2024
spot_img

Ini Upaya Bank Mandiri Mencegah Kejahatan Perbankan di Tengah Perkembangan Digitalisasi

KNews.id- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menekankan percepatan transformasi digital di tengah perubahan pola perilaku masyarakat harus diperhatikan. Pasalnya, ini akan membuat ekses berupa resiko siber dan juga ketidakpahaman masyarakat akan berbagai produk berbasis digital serta bagaimana bisa melindungi dirinya terkait resiko data pribadi.

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mengaku terus melakukan berbagai upaya dalam mencegah munculnya kejahatan perbankan seiring perkembangan digitalisasi. Wimboh Santoso Ketua Dewan Komisioner OJK sebelumnya mengatakan, percepatan literasi keuangan menjadi sangat penting untuk mengantisipasi hal tersebut.

- Advertisement -

Timothy Utama menjadi Direktur Information Technology Bank Mandiri mengatakan, upaya pencegahan itu dilakukan dengan menerapkan empat layer penjagaan pada aspek people, operation, technology, dan deteksi fraud.

Pada lapis people, Bank Mandiri sudah menjadikan pengamanan fraud sebagai budaya perseroan  untuk diterapkan baik di internal maupun luar perusahaan. Di internal, perseroan melakukan awareness yang berkesinambungan ke seluruh pegawai terkait risk, control dan pencegahan fraud secara berkala. Sedangkan ke eksternal, dilakukan edukasi ke nasabah melalui channel layanan dan komunikasi kami secara berkala.

- Advertisement -

Awareness ini merupakan perlindungan pertama dan utama, karena seringkali justru ini adalah link yang terlemah,” kata Timothy pada Kontan, Kamis (23/12).

Pada sisi operasional, Bank Mandiri melakukan pengamanan mulai dari design control pada setiap aktivitas dan dieksekusi secara disiplin oleh pegawai. Perseroan juga memonitoring pelaksanaan kontrol secara berkala termasuk di dalamnya melalui proses monitoring kehandalan layanan dan sistem serta rekonsiliasi transaksi dengan pihak terkait.

- Advertisement -

Pada lapis ketiga, Bank Mandiri memanfaatkan teknologi multilayer mekanisme pertahanan mencegah serangan siber dan melakukan monitoring kuat dengan Security Operation Center (SOC) yang beroperasi selama 7×24 jam.

Timothy bilang, unit kerja di layer ketiga ini didukung dengan tools pendeteksian potensi kejahatan siber yang terjadi sehingga apabila terdapat percobaan kejahatan teknologi maka akan dapat langsung terdeteksi dan diantisipasi.

“Selain itu, terdapat update regular melalui threat intelligence sebagai tambahan aspek we don’t know what we don’t know serta pelaksanaan cyber rilling secara berkala untuk antisipasi risiko siber,” ungkapnya.

Pada lapis keempat untuk mendeteksi fraud, Bank Mandiri menerapkan kombinasi sistem dan proses untuk mendeteksi aktivitas-aktivitas terindikasi fraud. Perseroan menggunakan fraud detection system yang mampu mendeteksi apabila terdapat anomali transaksi di nasabah.

Timothy bilang, tren kejahatan finansial berbasis teknologi semakin meningkat dimana fraudster yang melakukannya tersebar diseluruh dunia dengan memanfaatkan celah keamanan yang ada. Menurutnya, inilah resiko yang paling susah dicegah.

“Hal ini menjadi fokus pada industri perbankan untuk dapat saling berbagi informasi atas percobaan kejahatan yang terjadi agar menjadi pelajaran atas modus baru yang dilakukan dengan harapan dapat dilakukan pencegahan lebih awal sebelum menyebar ke bank lainnya,” pungkasnya. (Ade/kntn)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini