spot_img
Sabtu, April 27, 2024
spot_img

Ini Alasan Bangsa Yahudi Dianggap Pintar

Perjumpaan dengan Peradaban Islam
Kemudian pada pertengahan abad ke-7 atau sekitar 660 M, terjadi perjumpaan bersejarah antara orang Yahudi dan Islam. Di masa ini, Dinasti Umayyah menguasai semenanjung Iberia hingga China.

Dinasti Umayyah menciptakan bahasa dominan yakni Arab, lembaga, dan hukum baru. Seiring berjalannya, waktu kerajaan semakin berkembang. Mereka mendirikan kota-kota baru dan memperluas industri serta perdagangan.

- Advertisement -

Gelombang globalisasi dan urbanisasi itu kemudian memicu peningkatan permintaan tenaga profesional dengan keterampilan intelektual. Pengaruh perubahan tersebut sangat signifikan bagi orang Yahudi.

Di periode 750 hingga 900 M, hampir semua orang Yahudi di Mesopotamia dan Persia meninggalkan pertanian.

- Advertisement -

Mereka pindah ke kota-kota besar Kekhalifahan Abbasiyah, dan mulai fokus dalam berbagai profesi berbasis literasi dan pendidikan. Ini dianggap jauh lebih menguntungkan daripada bertani.

Dalam buku The Chosen Few: How Education Shaped Jewish History karya Maristella Botticini dan Zvi Eckstein, yang dikutip Haaretz, menyebutkan peristiwa traumatis penghancuran kuil menyebabkan upaya mengikis buta huruf di setiap warga Yahudi meluas.

- Advertisement -

Proses tersebut menyiapkan orang-orang Yahudi memiliki peran dalam kebangkitan ekonomi kerajaan Muslim, karena memiliki keterampilan sesuai kebutuhan.

Orang-orang Yahudi kemudian pindah ke tempat-tempat seperti Yaman, Suriah, Mesir hingga Eropa Barat. Mereka meyakini keterampilan yang dimiliki sangat dibutuhkan di wilayah tersebut.

Kemudian pada abad 1100-1200 M, pemberi pinjaman uang menjadi pekerjaan khas Yahudi di Inggris, Prancis, dan Jerman. Di negara seperti Spanyol, Portugal, Italia, dan Eropa Barat lain profesi tersebut bahkan menjadi mata pencaharian utama.

Identitas yang kuat memungkinkan orang Yahudi mempertahankan ikatan primordial terlepas dari mana mereka berasal. Selain itu, ikatan tersebut berguna menegakkan perjanjian kontrak dari jauh, sesuatu yang sangat membantu dalam perdagangan.

Fenomena itu bisa menjadi alasan kesuksesan orang Yahudi yang memilih profesi berkaitan dengan kredit dan pasar uang.

Di sisi lain, orang Yahudi Eropa yang berprofesi sebagai peminjaman uang karena mereka dilarang menjadi anggota serikat pengrajin. Gereja-gereja di Eropa dan Islam juga melarang praktik riba.

Dalam buku karya Botticini dan Eckstein menjelaskan orang Yahudi di Eropa Barat menjadikan peminjaman uang sebagai pekerjaan karena mereka memiliki keterampilan dan kondisi yang tepat.

Keterampilan itu berupa kemampuan membaca dan menulis, dan kecakapan matematika.

Orang-orang Yahudi juga memiliki sarana kelembagaan untuk menegakkan kontrak terkait perputaran uang dan modal serta jaringan yang memungkinkan mereka berkomunikasi satu sama lain di antar sesama diaspora Yahudi. (Ach/CnnInd)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini