spot_img
Sabtu, April 27, 2024
spot_img

Heboh Haji Amin Pamer Saldo Tabungan Rp 500 T, Ini Respons Bankir, Ekonom hingga PPATK

KNews.id-Seorang pria yang mengaku bernama Haji Amin viral di media sosial usai memamerkan saldo tabunganya senilai Rp 500 triliun. Bagaimana tanggapan ekonom, bankir, hingga Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)?

1. Bankir
Seorang bankir yang dihubungi Tempo pada Kamis malam lalu menilai video itu adalah hoaks atau kabar palsu. “Itu hoaks, di IG (instagram) akun-akun gosip udah naik (diunggah) beberapa kali. Itu merupakan hoaks,” kata bankir tersebut.

- Advertisement -

Kalaupun benar, menurut bankir tersebut, orang yang memiliki saldo tabungan dengan nilai fantastis itu tentu sudah pasti masuk radar PPATK.

Lebih jauh, bankir itu juga sangsi ada orang super kaya yang memiliki nilai tabungan lebih dari Rp 500 triliun dan memamerkannya ke publik. “Masa ada uang Rp 500 triliun ngalahin Hartono (Robert Budi Hartono, orang terkaya versi Forbes)?” ujarnya, 5 Januari 2023.

- Advertisement -

2. Ekonom Celios
Peneliti Center of Economic and Law Studies (Celios) Muhammad Andri Perdana menyimpulkan beberapa hal setelah melihat video viral tersebut. Menurut dia, kode CWD berarti ‘Cash Withdrawal-Debit’ atau ‘penarikan tunai’, bukan saldo.

“Dana Pihak Ketiga BRI dalam bentuk tabungan, baik itu deposito maupun giro, tidak ada yang mencapai Rp 500 triliun. Tidak ada orang kaya di Indonesia yang menyimpan rupiah dalam bentuk kas sebanyak itu,” kata Andri, sapaannya, melalui keterangan pada Tempo, Kamis, 5 Januari 2023.

- Advertisement -

Andri mencontohkan, Robert Budi Hartono selaku orang terkaya di Indonesia menurut Forbes memiliki total kekayaan 21,8 miliar USD atau sekitar Rp 342 triliun. Dari jumlah itu, tidak semuanya berbentuk kas.

“Hampir semuanya bukan kas, melainkan berbentuk aset lain seperti saham, obligasi, properti, dan lain-lain. Tidak ada orang kaya yang mau menyimpan mayoritas kekayaannya dengan bentuk tabungan kas karena akan direnggut penurunan nilai uang dan hilangnya potensi return dari investasi. Dari sini saya rasa pembaca sudah bisa menarik kesimpulan sendiri,” beber Andri.

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini