spot_img
Kamis, April 25, 2024
spot_img

Harga Sewa Mal di Jakarta Diobral Murah, Salah Satunya Mal Legendaris

KNews – Harga sewa mal di Jakarta diobral murah, salah satunya mal legendaris. Mal legendaris di DKI Jakarta kini sepi, ditinggalkan para penyewa gerainya. Bahkan, ada beberapa toko yang diobral di dalamnya.

Tren mal sepi itu terjadi di Plaza Semanggi hingga Blok M Mall. Pantauan CNBC Indonesia, ada banyak kios tutup hingga dialihsewakan pada lokasi itu.

- Advertisement -

Blok M yang dulunya padat pengunjung, sekarang sepi. Pada pekan lalu, terlihat banyak penyewa menutup kiosnya dan bahkan memasang tanda sewa atau dijual.

Di situs jual beli, seperti OLX ada banyak pemilik kios menjualnya dengan harga murah. Bahkan ada yang masih membuka negosiasi dengan tawaran harga miring itu, kondisi ini terpantau di Blok M Square.

- Advertisement -

“Di Jual Murah Banget. Mumpung covid, covid reda harga naik, lapak counter/tempat usaha, ukuran 2 x 2 meter. Harga 155 juta Nego, Kalo gak Covid harganya bisa mencapai Rp 200 jutaan lebih,” tulis penjual.

Penjual itu mengklaim lokasi kiosnya strategis terletak di jalan menuju Foodcourt lantai basement Blok M Square. Kios ini cocok untuk sejumlah usaha, dari pulsa, percetakan, sablon, jahit, bordir, batu akik, kacamata, sepatu, fashion, buku, dan souvenir, tidak untuk toko makanan dan minuman.

- Advertisement -

Ada juga yang menjual kios di Blok M dengan harga 176 juta berukuran 4m2. Selain itu, pemilik lain yang membanderol Rp 135 juta, padahal awalnya dibeli dengan harga Rp 250 juta.

Staf ahli Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Belanja Indonesia (HIPPINDO) Yongky Susilo menyebut mal harus menyediakan tempat berbelanja yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.

“Bukan E-commerce. E-commerce kecil dan hanya bisa beli (produk), bukan experience. Jadi harus berubah konsep, upgrade lebih ke premium, tapi bukan luxury ya. Isi dengan experience,” sebutnya.

Konsep yang sedang dibutuhkan konsumen ini mengarah pada konsep one stop living, artinya pengunjung bisa melakukan berbagai hal di satu tempat, keperluan belanja, makan, rekreasi, kursus belajar hingga klinik dalam satu tempat.

Alhasil masyarakat tidak perlu pergi ke lain tempat untuk memenuhi keperluannya. Ketika beragam kebutuhan itu terpenuhi, mal tersebut bisa bersaing dengan banyak pusat perbelanjaan lainnya di Jakarta.

Berdasarkan data APPBI DKI Jakarta, ada anggotanya di 5 wilayah DKI, yakni 96 mal. Jakarta Selatan menjadi wilayah terbanyak dengan 29 mal, kemudian Jakarta Pusat 21 mal, Jakarta Utara sebanyak 18 mal, Jakarta Barat sebanyak 16 mal, serta Jakarta Timur dengan 12 mal

“Kalau konsepnya bagus bisa aja (bersaing). Bikin mal berbeda. Baca pasar kan hanya soal caranya. Jadi manajemen baru atau lama tinggal beli datang, atau spend survey,” kata Yongky. (RKZ/cnbc)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini