KNews.id – Jakarta, Di negeri ini, cita-cita masih harus dibayar mahal. Biaya pendidikan, dari tahun ke tahun, terus mengalami peningkatan. Dan yang mencengangkan, lonjakan tertinggi justru tidak terjadi di ibu kota, melainkan di wilayah timur Indonesia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, biaya kuliah rata-rata di Indonesia tahun 2014 tercatat sebesar tujuh ratus tiga ribu rupiah per bulan. Sembilan tahun berselang, tepatnya di tahun 2023, angka ini naik menjadi satu juta enam puluh ribu rupiah per bulan. Kenaikan mencapai lebih dari lima puluh persen.
Sementara itu, Survei Sosial Budaya dan Pendidikan atau Susenas MSBP tahun 2024 mencatat: Provinsi Papua Barat menempati posisi tertinggi dalam rata-rata biaya pendidikan nasional, yakni sebesar enam belas koma delapan tiga juta rupiah per peserta didik per tahun. Papua berada di posisi kedua dengan lima belas koma enam dua juta rupiah. Jakarta—yang selama ini diasosiasikan sebagai kota termahal— puas di peringkat ketiga.
Temuan ini menunjukkan bahwa akses pendidikan di Papua tak hanya menantang secara geografis, namun juga secara ekonomi. Sementara pemerintah terus mendorong program seperti Kartu Indonesia Pintar dan Uang Kuliah Tunggal, realitas di lapangan tetap menunjukkan kesenjangan yang belum teratasi.
Kenaikan biaya pendidikan ini tentu menjadi pekerjaan rumah besar bagi pemerintah Prabowo Subianto, terutama dalam memastikan keadilan akses pendidikan dari Sabang sampai Merauke. Saat mimpi anak negeri ditentukan oleh dompet, maka pertanyaan besar pun muncul—untuk siapa pendidikan itu dibangun?”
(FHD/NRS)