spot_img
Rabu, April 24, 2024
spot_img

Hadapi Masalah Rawan Pangan, Menkeu: Fasilitas Pembiayaan Sangat Diperlukan

KNews – Hadapi masalah rawan pangan, Menkeu sebut fasilitas pembiayaan sangat diperlukan. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan negara-negara di dunia menghadapi urgensi untuk menangani masalah yang berkaitan dengan ketahanan pangan.

Dia pun menekankan pentingnya kolaborasi antar-negara dan organisasi internasional untuk menghadapi permasalahan tersebut.

- Advertisement -

“Pengerahan berbagai fasilitas pembiayaan sangat diperlukan untuk untuk mengatasi masalah kelaparan dan menciptakan stabilitas sosial dan keuangan, terutama di negara-negara miskin dan berkembang,” kata Sri Mulyani dalam keterangan tertulis pada Sabtu, 16 Juli 2022.

Kementerian Keuangan bekerja sama dengan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi menyelenggarakan High Level Seminar Strengthening Global Collaboration for Tackling Food Insecurity.

- Advertisement -

Berlangsung pada 11-17 Juli 2022 di Bali, agenda ini merupakan bagian dari Seri Ketiga Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) G20.

Adapun pertemuan itu dihadiri oleh para Menteri Keuangan dari beberapa anggota G20 serta pemimpin berbagai organisasi internasional.

- Advertisement -

Pertemuan bertujuan ntuk mengatasi tantangan terkait ketahanan pangan serta membahas potensi kolaborasi global untuk mengatasi tantangan tersebut.

Sri Mulyani menuturkan anggota G20 harus memastikan terciptanya sistem kolaborasi dan kerja sama untuk mengatasi kerawanan pangan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang dengan tetap memperhatikan isu keberlanjutan ekonomi dan lingkungan.

Meski ketahanan pangan telah menjadi topik diskusi G20 pada tahun-tahun sebelumnya, tingkat kerawanan pangan akut masih saja meningkat lebih dari dua kali lipat sejak 2019.

Program Pangan Dunia (the World Food Program-WFP) menginformasikan bahwa kerawanan pangan diderita oleh 345 juta orang, meningkat dari sebelumnya 135 juta. Kondisi ini diperburuk dengan perang di Ukraina.

Pembatasan ekspor telah memberikan tekanan yang lebih besar selepas pandemi Covid-19, yang mengakibatkan ketidaksesuaian penawaran dan permintaan produk pangan. Pembatasan ekspor menyebabkan harga pangan naik.

Sri Mulyani mengatakan harga pangan dunia melonjak hampir 13 persen pada bulan Maret dan berpotensi mencapai 20 persen menjelang akhir tahun 2022.

Terdapat kemungkinan bahwa tantangan terhadap ekonomi global masih akan terus berlanjut, mengakibatkan harga pangan tetap tinggi di masa mendatang.

Dia mengatakan diskusi tingkat tinggi ini dimaksudkan untuk mendorong pembentukan sistem kolaborasi dan kerja sama global untuk mengatasi masalah ketahanan pangan dan isu-isu di bawah Kepresidenan G20 Indonesia.

Adapun diskusi dalam dalam seminar ini dibagi menjadi 2 sesi yang dihadiri oleh Menteri dari Amerika Serikat, Brazil, India, Indonesia, Italia, dan Senegal, serta pejabat tinggi dari World Trade Organizations, Food and Agricultural Organization, IFAD, IMF, World Bank, dan PBB. (RKZ/bisnis)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini