Sedangkan modal inti Bank Muamalat kiat kokoh naik 17,4% year on year dari Rp 4,31 triliun menjadi Rp 5,06 triliun per akhir September 2022.
Permana mengatakan, kenaikan kinerja ini lantaran bisnis yang dijalankan Bank Muamalat sudah kembali ke koridor normalnya. Maklum, Bank Muamalat baru saja mendapatkan kepastian investor dari Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).
Selain mencari investor baru ini, Bank Muamalat cenderung menahan bisnis. Permana menyebut tahun 2022 masih menjadi tahun konsolidasi bagi Bank Muamalat.
“Kondisi sekarang sudah berbalik, berbeda dengan setahun lalu, saat BPKH belum masuk, modal belum ada, masalah masih banyak. Sekarang masalahnya sudah selesai semua, dan kami mulai bangun aset dan profitabilitas makin bagus,” ujar Permana di Jakarta pada Selasa (22/11).