spot_img
Rabu, April 24, 2024
spot_img

Ekspor Energi Rusia Kini Sasar Pasar Asia Tenggara

KNews – Ekspor energi Rusia kini sasar pasar Asia Tenggara. Pasca Eropa berencana untuk mulai meninggalkan ketergantungannya atas komoditas energi dari Rusia, kini Rusia mengincar negara-negara Asia Tenggara untuk pasarnya.

Hal ini diungkapkan oleh Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, saat berbicara dengan wartawan pada Senin 28 Maret 2022 kemarin.

- Advertisement -

Ucapan Peskov ini dinilai merupakan tanggapan atas pernyataan Kanselir Jerman Olaf Scholz yang mengatakan bahwa Jerman akan mulai meninggalkan impor minyak dan batu bara dari Rusia.

Scholz juga menambahkan bahwa keputusan ini akan dilakukan dalam waktu yang sangat cepat.

- Advertisement -

Menanggapi hal ini, Peskov melayangkan komentar bahwa Jerman mungkin bisa dengan cepat meningalkan ketergantungan mereka terhadap minyak dan batu bara Rusia, tetapi soal gas ia meyakini butuh waktu yang lama.

Ketika ditanya soal bagaimana nantinya keputusan Jerman ini akan berdampak pada pendapatan minyak Rusia, Peskov menjawab bahwa akan ada pasar di Asia Tenggara, yang menutup kekurangan pendapatan tersebut.

- Advertisement -

“Ada pasar di Asia Tenggara, di Timur. Tidak diragukan lagi, jatuhnya tawaran untuk minyak (Eropa) akan dikompensasi oleh tawaran dari arah Timur itu,” ungkap Peskov seperti dikutip Hops.ID dari laman TASS, Selasa 29 Maret 2022.

Senada dengan Peskov, pejabat Kremlin lain juga mengatakan bahwa meski tak bisa dipungkiri  volume minyak akan jatuh jika ekspor ke negara Eropa dihentikan, tetapi menurutnya, pasar minyak Rusia sangatlah beragam, tak hanya di Eropa saja.

Seperti diketahui bahwa bulan ini, Komisi Eropa mengumumkan rencana agar negara-negara Uni Eropa mengurangi ketergantungan pada gas Rusia hingga sebesar 67 persen di penghujung tahun ini nanti, akibat situasi konflik di Ukraina.

Tetapi, hingga saat ini, Rusia masih terus mensuplai gasnya ke negara-negara Eropa tanpa henti meskipun sanksi atas perang Ukraina masih berlangsung.

Sebelumnya, Presiden Putin menegaskan dalam sebuah pengumuman bahwa transaksi gas ke Eropa akan dibayar dengan Rubel bukan Euro.

Keputusan ini dirancang untuk meningkatkan mata uang nasional yang terkena sanksi selama berminggu-minggu setelah invasi dilakukan. Tetapi para ekonom meragukan bahwa keputusan ini akan memberi banyak perbedaan. (RKZ/hops)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini