KNews.id – Jakarta – Di tengah pesatnya perkembangan industri kreatif, kecepatan dan kolaborasi menjadi dua hal penentu keberhasilan sebuah bisnis. Hal inilah yang mendorong Haloka Group, agensi kreatif berbasis di Jakarta.
Berbekal ekosistem Apple, Stephanie Regina, founder Haloka Group dan tim mampu mengoptimalkan produktivitas mereka dalam membangun usaha kreatif dan memenuhi seluruh kebutuhan klien.
Sebagai agensi fokus pada brand purpose dan storytelling, Haloka Group membangun sustem kerja seamless menggunakan sejumlah perangkat Apple, seperti MacBook, iPhone, iCloud, hingga Apple Intellligence.
Langkah ini terbukti mempercepat proses kreatif, memperlancar komunikasi internal, dan meningkatkan kualitas hasil akhir produksi konten. “Ekosistem Apple membuat pekerjaan kami jauh lebih terintegrasi dan intuitif, dari brainstorming hingga produksi konten,” kata Stephanie.
iCloud hingga Freeform Jadi Tulang Punggung
Di balik semua proyek kreatif Haloka Group, terdapat infrastruktur teknologi kuat. Stephanie menyebutkan, dirinya dan tim sangat mengandalkan iCloud 2TB sebagai pusat penyimpanan dan mobilitas file antar perangkat.
“Semua ide, draft, dan revisi tersimpan otomatis dan bisa diakses kapan saja. Ditambah, kita bisa bagikan file besar seperti desain visual atau video resolusi tinggi tanpa kendala,” jelasnya.”
Selain itu, AirDrop juga menjadi solusi berbagi file secara instan tanpa perlu email atau aplikasi tambahan. Hal ini sangat penting dalam produksi konten, seperti saat mengerjakan kampanye iklan atau social media branding.
“Dari HP, habis production, habis foto-foto, bikin video untuk klien, langsung dikirim ke MacBook, langsung kirim ke iMac-nya designer, langsung diedit, kalau udah jadi dikirim lagi ke iPhone untuk approval ke klien,” jelasnya.
Tak ketinggalan, Freeform dan Notes juga sering kali dipakai untuk proses brainstorming. “Dengan Freeform, kami bisa memetakan ide visual secara kolaboratif, mirip whiteboard digital semua orang bisa akses secara realtime,” katanya.
Apple Intelligence dan iPhone Mirroring
Stephanie menjelaskan, Haloka Group juga sudah mengadopsi teknologi kecerdasan buatan (AI), Apple Intelligence, untuk mempercepat proses riset dan ideasi. Fitur seperti meringkas dokumen, rekomendasi konten, hingga pencarian berbasis konteks mempercepat penggalian ide-ide kreatif.
“Nah, Apple Intelligence itu bantu kita untuk nge-summarize banyak artikel, karena we do a lot of research, jadi AI ini sangat membantu meringkas banyak artikel, jadi kita bisa lebih efektif gitu proses brainstorming dan risetnya.”
Sementara itu, iPhone Mirroring di macOS Sequoia juga dimanfaatkan untuk mempercepat produksi konten. Tanpa perlu kabel, tim dapat langsung menggunakan kamera iPhone sebagai webcam MacBook, yang menghasilkan kualitas gambar jauh lebih tajam untuk keperluan meeting online atau produksi konten.
“Kami sering menggunakan fitur Center Stage dan Desk View saat presentasi ke klien. Hasilnya jauh lebih profesional dibanding hanya pakai webcam biasa,” ujarnya.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Meski sebagian besar pengalaman menggunakan ekosistem Apple berjalan mulus, Stephanie mencatat adanya tantangan kecil, terutama terkait kecepatan download file besar di iCloud saat jaringan internet tidak stabil.
Namun, tantangan ini bukan halangan besar. “Kami berharap Apple terus meningkatkan performa iCloud untuk koneksi lambat, serta memperluas kapabilitas Apple Intelligence ke aplikasi kreatif seperti Pixelmator atau Final Cut,” ungkapnya.
Dengan terus memanfaatkan teknologi secara cerdas, Haloka Group percaya bisa memperluas cakupan bisnis mereka, dari agensi kreatif hingga lini bisnis F&B yang saat ini juga tengah mereka kembangkan.