spot_img
Kamis, April 25, 2024
spot_img

Didesak Rusia Menyerah, Kota Kecil di Ukraina Malah Menantang Angkat Senjata!

KNews.id- Salah satu kota kecil di Ukraina, Konotop, menolak menyerahkan diri kepada tentara Rusia setelah diancam akan dibombardir. Kepala  administrasi militer wilayah Sumy yang menaungi Konotop, Dmytro Zhyvytsk, menuturkan pasukan Rusia sempat mendatangi dewan kota dan mendesak pihak berwenang untuk menyerah atau akan dibombardir jika melawan.

“Percakapan antara perwakilan saya dari administrasi militer dan Rusia di Konotop berlangsung sekitar 12 menit,” kata kepala administrasi militer wilayah Sumy, Dmytro Zhyvytsk, dikutip CNN, Rabu (2/3).

- Advertisement -

Konotop merupakan kota kecil di wilayah timur laut Sumy, Ukraina. Zhyvytsk menuturkan negosiasi antara pihaknya dan Rusia pada akhirnya menyepakati tak akan ada pergerakan pasukan, perubahan pemerintahan, dan bendera Ukraina tetap berada di tempatnya.

“Ada kesepakatan bahwa kami tidak akan menembak dan tidak akan ada saling provokasi. Mereka tetap pada posisinya,” lanjut Zhyvytsk.

- Advertisement -

Sementara itu, jalur transportasi dan layanan umum seperti ambulans, kendaraan dengan makanan, barang-barang kemanusiaan juga akan disediakan.

“Untuk memastikan keamanan dan ketertiban di kota, relawan kami juga akan membangun pos pemeriksaan di Konotop,” kata dia.

- Advertisement -

Sebelum kesepakatan antara pasukan Ukraina dan Rusia tercapai, salah satu pejabat Konotop membeberkan momen negosiasi itu.

“Di Konotop penjajah datang bernegosiasi dengan otoritas kota. Menurut Wali Kota (Konotop) Artem Semenikhin, militer Rusia keluar dan meminta ia menyerahkan kota. Mereka mengancam akan menembakkan artileri ke kota,” kala salah satu pejabat di Sumy.

Seminikhin, lanjut pejabat itu, menentang ancaman dan menyerahkan kota itu. Hal tersebut senada dengan sebuah video, yang menunjukkan Seminkihin tengah berbicara dengan banyak orang.

“Mereka memberi saya persyaratan ini: Jika kita mulai melawan, mereka akan menembaki kota dengan artileri. Jika Anda memilih itu, kami akan melawan! Siapa yang memilih untuk melawan?” kata dia dalam video itu.

Setelah pernyataan itu terdengar sorak sorai persetujuan sejumlah orang yang berada di sekitar Seminikhin. Seminikhin kemudian berkata, “Saya memilih untuk melawan. Tetapi keputusan harus diambil oleh semua orang, karena artileri ditujukan kepada kami.”

Menurut salah satu rekaman video yang sudah diverifikasi CNN, tampak delegasi Rusia muncul dari balai kota Konotop diadang massa yang marah. Salah satu perwakilan Rusia terlihat memegang dua granat tangan saat kembali ke kendaraannya. Sementara itu, terdengar teriakan,”memalukan” dan caci maki ramai-ramai kepada perwakilan Rusia tersebut. Namun, sejauh ini belum ada komentar dari Rusia soal kesepakatan tersebut.

Rusia dan Ukraina sempat melakukan pertemuan pada Senin (28/2) lalu. Namun tak menuai hasil. Pembicaraan kemudian berlanjut di putaran kedua yang berlangsung hari ini, Rabu (2/3).

Ukraina berada dalam gempuran Rusia usai invasi yang dilakukan Moskow sejak pekan lalu. Pertempuran dan ledakan terus terjadi di sejumlah kota, di antaranya kota terbesar Ukraina, Kharkiv dan ibu kota, Kiev. Sejak invasi dimulai, Rusia tercatat meluncurkan 400 rudal ke Ukraina.

Invasi ini juga menimbulkan banyak korban. Menurut data pemerintah Ukraina per Rabu (2/3) korban tewas mencapai 2.000 orang. Sementara itu sekitar 560 ribu orang dilaporkan mengungsi. (AHM/cnn)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini