spot_img
Jumat, April 19, 2024
spot_img

Dari Langit, Putin-Assad Bombardir Aleppo

KNews.id- Didukung angkatan udara Rusia dan milisi pro Iran, pasukan Suriah dikabarkan melakukan serangan ke Aleppo. Wilayah ini merupakan daerah di Suriah yang tengah dilanda konflik berkepanjangan selain Idlib. 

Serangan diluncurkan di daratan Izza, atau sekitar 30 km Aleppo, di dekat perbatasan Turki. Pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan serangan dilakukan guna membasmi pemberontak anti pemerintah.

Sebagaimana dikutip dari Reuters, dalam siaran di televisi lokal, serangan tersebut membuat Suriah bisa mengambil kendali penih pada Aleppo, yang sebelumnya dijadikan markas kelompok anti Assad.

Meski begitu, dalam siaran langsungnya di televisi lokal, ia menegaskan konflik belum akan berakhir.

- Advertisement -

“Ini (hanya) awal dari kekalahan (pasukan oposisi), cepat atau lambat,” katanya sebagaimana dikutip Selasa (18/2).

Saksi mata melaporkan serangan udara ini melukai sejumlah warga sipil. Dua rumah sakit pun dikabarkan tutup. Dari data PBB, sebanyak 875 ribu warga Suriah, yang sebagian besar wanita dan anak-anak sudah meninggalkan Aleppo dan Idlib, sejak kondisi kembali memanas 1 Desember lalu.

Juru Bicara AS David Swanson mengatakan lebih dari 40 ribu orang terlantar dalam empat hari terakhir karena pertempuran sengit yang terjadi.  Sementara itu, bantuan militer yang diberikan Rusia kepada Suriah membuat Turki meradang. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bahkan mengecam keras Moskow.

Gencatan senjata yang sebelumnya dilakukan Oktober 2019 telah batal dengan serangan tersebut. Dalam krisis Suriah, Turki berada. dibelakang kelompok oposisi Assad.

Bahkan dalam pernyataannya ia mengatakan Russia sama saja membantu pemunahan massal di kawasan tersebut. Senada dengan Turki, AS pun mengecam Rusia atas perannya tersebut. Meski demikian, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pemberontak terus menyerang pangkalan yang dijaga Rusia dan Suriah.

“Tidak mungkin membiarkan ini tak terjawab,” katanya.

Krisis di Suriah yang sudah terjadi sejak 2011 ini ditengarai adanya teori konspirasi yaitu rencana pembangunan pipa gas. Mengutip ANSA, kantor berita Italia, ada rencana untuk membangun jaringan pipa gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) dari Qatar yang tersambung sampai ke Eropa. Pipa tersebut membentang melalui Arab Saudi, Kuwait, dan Irak. 

Qatar adalah eksportir LNG terbesar di dunia. Pada 2018, ekspor LNG Qatar mencapai 104,8 miliar meter kubik. “Pipa sudah siap di Turki untuk menerima pasokan gas tersebut. Hanya saja ada penghalang yaitu Assad. 

Pada 2009, Al-Assad menolak proposal dari Qatar karena menjaga kepentingan sekutunya, Rusia,” sebut Felix Imonti, pengamat energi, seperti dikutip dari ANSA.

- Advertisement -

Rusia adalah pemasok gas utama di Benua Biru. Mengutip data Eurostat, sekitar 37% pasokan gas di Uni Eropa datang dari Negeri Beruang Merah. (Fahad Hasan&Reuters)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini