spot_img
Kamis, April 18, 2024
spot_img

Buwas: Cadangan Beras 1,5 Juta Ton Sudah tak Relevan

KNews.id- Pada 2018 dalam Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) diputuskan cadangan beras pemerintah (CBP) mencapai 1,5 juta ton. Hal ini sudah tidak relevan jika diterapkan saat ini, karena pada 2018 diperuntukkan menjaga harga beras menjelang Pemilihan Umum (Pemilu).

Hal tersebut seperti diungkapkan Direktur Utama Perusahaan Umum (Perum) Bulog, Budi Waseso yang akrab disapa Buwas. Menurutnya, keputusan rakortas tersebut sifatnya hanya sementara dan tidak tetap.

- Advertisement -

Dengan begitu, ketentuan CBP 1 hingga 1,5 juta ton dinilai tidak relevan lagi. Namun, Buwas menilai, hal tersebut masih menjadi acuan banyak pihak sehingga penyerapan 1-1,5 juta ton dianggap sebuah keharusan.

“Perlu saya jelaskan, ketentuan Bulog mempunya CBP 1 sampai 1,5 juta ton, itu adalah keputusan dari rakortas tahun 2018. Keputusan rakortas  menjadi keputusan sementara. Bukan keputusan tetap. Karena waktu itu  menjelang pemilu, minimal 1 sampai 1,5 juta ton. Ini dipakai sampai sekarang, padahal bansos rastra dan lain-lain tidak ada,” ujar Buwas, Kamis (25/3).

- Advertisement -

Jika ketentuan tersebut masih menjadi acuan, maka ada kemungkinan ada beras yang tidak terserap. Dia mencontohkan, Bulog menyerap 3 juta ton CBP pada 2021. Kemudian ditambah sisa CBP tahun lalu sebesar 800.000 ton. Namun, selama tahun ini penyerapannya hanya sebesar 600.000 ton, berarti sis CBP sebanyak 2,2 juta ton.

“Siapa yang tanggung jawab? Karena gak ada  kepastiannya penggunaan beras ini,” katanya.

- Advertisement -

Pernyataan mantan Kepala BNN itu sekaligus menjadi kritik bagi rencana Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi yang menginginkan adanya impor beras sebanyak 1 juta ton. Dimana, 500.000 diperuntukkan bagi CBP dan 500.000 lainnya untuk komersil.

Belum apa-apa kita sudah menyatakan impor, apalagi hal yang paling mendasar soal beras. Stok kita di seluruh Bulog di Indonesia aman.

“Kita jalani seolah-olah beras kurang, kita takut. Mungkin betul, krisis pangan dunia bisa betul, tapi saya yakin Indonesia tetap kuat. Kenapa? Nanti tanya Menteri Pertanian,” kata dia.

Dia menegaskan, perkara pangan tidak melulu soal beras. Namun, ada sejumlah komoditas dasar yang juga menjadi konsumsi dasar masyarakat seperti jagung, singkong, ubi, hingga sagu seakan terlupakan. Padahal, komoditas itu menjadi pangan dasar masyarakat, khususnya di Timur Indonesia. (Ade/Idx)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini