KNews.id – Jakarta, Pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan, awal musim kemarau 2025 bergeser, sehingga ada sebagian wilayah yang masih diprediksi hujan.
Berdasarkan pemutakhiran awal musim kemarau 2025 menunjukkan pergeseran awal musim yang lebih lambat dibandingkan prediksi Februari, terutama di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.
Melansir bmkg.go.id, di Jawa awal musim bergeser 3–5 dasarian, sementara di Bali dan Nusa Tenggara bergeser 2–4 dasarian, menyebabkan kemarau datang lebih lambat dari normal. Puncak musim kemarau umumnya tetap diprediksi terjadi pada bulan Juli hingga Agustus 2025.
“Durasi musim kemarau diperkirakan lebih pendek di sebagian besar wilayah, meskipun sebagian kecil wilayah mengalami durasi lebih panjang dari normal,” demikian keterangan pihak BMKG pada Sabtu (7/6/2025).
Kondisi atmosfer yang relatif basah, lanjut pihak BMKG, masih berpotensi terjadi dalam sepekan ke depan. Khususnya di wilayah Indonesia bagian utara dan timur yang diperkuat oleh dinamika tropis dan topografi di wilayah tersebut.
Aktivitas gelombang ekuator seperti Madden–Julian Oscillation (MJO), aktifnya gelombang Kelvin dan Equatorial Rossby, serta bibit siklon tropis 92W meningkatkan peluang terbentuknya awan-awan konvektif di beberapa wilayah. Di sisi lain, labilitas atmosfer skala lokal, baik dari interaksi angin darat/laut maupun dari faktor geografis lainnya, turut memperkuat proses konvektif di wilayah selatan Indonesia.
Faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan hujan lokal dengan intensitas sedang hingga lebat pada siang hingga sore hari yang disertai kilat/petir yang tidak merata dengan waktu singkat.
Mengingat atmosfer bersifat sangat dinamis, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi, meskipun beberapa wilayah telah memasuki musim kemarau. Pihak BMKG terus menekankan pentingnya memantau informasi cuaca dari sumber resmi secara berkala.
Termasuk mengambil langkah mitigasi yang diperlukan guna mengantisipasi serta mengurangi dampak risiko bencana hidrometeorologi di wilayah masing-masing.
Prakiraan Cuaca Sepekan ke Depan
Periode 6-8 Juni 2025
Cuaca di Indonesia umumnya didominasi oleh kondisi berawan hingga hujan ringan.
Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kep. Riau, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.
Selain itu ada pula di Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua, dan Papua Selatan.
Hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat juga terjadi dengan kategori tingkat peringatan dini dan wilayah potensi kejadian sebagai berikut:
- Waspada (Hujan lebat) : Aceh, Jawa Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku.
- Angin Kencang : Kep. Riau, Maluku, Bali, NTB, dan NTT
Periode 9-12 Juni 2025
Cuaca di Indonesia umumnya didominasi cerah berawan hingga hujan ringan.
Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Jawa Timur, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan.
Selain itu diwaspadai pula untuk Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Tengah, Papua, dan Papua Selatan.
Hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang juga dapat terjadi dengan kategori tingkat peringatan dini dan wilayah potensi kejadian sebagai berikut:
- Angin Kencang : Jawa Barat, Bali, NTB, NTT. Sulawesi Selatan, dan Maluku.