“Berakhirnya” pemerintahan Jokowi tentu mengubah permainan di lapangan. Kecuali NasDem, semua parpol pendukung pemerintah melemah. Mereka semua, yang dulu bangga sebagai pendukung Jokowi, kini bakal anak ayam kehilangan induk. Kepercayaan diri mereka rontok. Sangat mungkin, mulai hari ini mereka akan melepaskan jubah Jokowi dari tubuh mereka.
Kata Smith, mungkin hanya PDI-P, PKB, dan Gerindra yang relatif masih bisa menjaga pendukung loyalnya, tapi tak lagi bisa berharap pada suara simpatisan Jokowi yang hilang. Gempa itu juga menggerus kepercayaan diri mereka yang diperlukan untuk bermanuver di lapangan yang “baru” pasca Jokowi.
Situasi Golkar, PAN, dan PPP lebih parah. Parpol-parpol ini mengandalkan kekuatannya pada politik asosiasif dengan Jokowi, yang kini tak lagi “bernyawa”. Artinya, mereka kehilangan cantolan pada coattail effect (efek ekor jas) Jokowi.
Setelah Jokowi “hilang”, apa yang dapat mereka lakukan? Saat Jokowi masih powerful pun sebagian pendukung Golkar, PAN, dan PPP adalah simpatisan bakal capres Anies Baswedan. Setelah Jokowi pudar, oksigen yang mereka perlukan untuk bernapas ikut menipis.